Rabu 02 Aug 2017 06:53 WIB

Bolehkah Mencukur Habis Rambut di Area Miss V?

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Miss V (ilustrasi)
Foto: Health
Miss V (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Memiliki rambut di area kewanitaan dapat memberi rasa tidak nyaman bagi sebagian perempuan. Karena itu, beberapa perempuan kerap melakukan prosedur kecantikan untuk menghilangkan seluruh rambut di area kewanitaan secara rutin. Amankah?

"Tidak masalah, boleh saja (seluruh rambut di kewanitaan dibersihkan)," kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari Bamed Women's Clinic, Ni Komang Yeni Dhanasari, saat ditemui dalam sosialisasi Femilift di Jakarta, Selasa (1/8).

Dalam beberapa kasus, Yeni menyebut rambut di area kewanitaan justru dapat memicu terjadinya beberapa masalah kesehatan pada area kewanitaan. Sebagai contoh, rambut kemaluan yang sudah terkena air cenderung sulit kering meski sudah dikeringkan dengan handuk. Akibatnya, rambut kemaluan yang masih agak basah ini akan memicu kelembapan di seputar area kewanitaan. "Pasti lembap. Jamur bisa dengan mudah tumbuh," ujar Yeni.

Rambut di area kewanitaan yang tidak terjaga kebersihannya juga dapat menjadi tempat bagi kutu kemaluan untuk berkembangbiak. Kondisi ini tentu akan menimbulkan rasa gatal yang sangat tidak nyaman pada perempuan.

Oleh karena itu, memangkas rambut di area kewanitaan bisa menjadi salah satu upaya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan area tersebut. Syaratnya, rambut kemaluan harus dipotong atau dibersihkan dengan cara yang benar. "Waxing boleh dilakukan, nggak ada masalah saya rasa," kata Yeni.

Selain waxing, rambut kemaluan juga bisa disingkirkan dengan cara digunting. Perempuan juga bisa memilih metode laser untuk membersihkan rambut di area kewanitaan.

Di sisi lain, Yeni tidak begitu menyarankan penggunaan alat cukur untuk memangkas rambut di area kewanitaan. Yeni mengatakan, penggunaan alat cukur cenderung membuat rambut baru yang akan tumbuh menjadi kasar dan tidak sesuai arah. "Jika mencukurnya tidak sesuai arah, itu bisa menimbulkan folikulitis (peradangan seperti jerawat) di area vulva," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement