Kamis 28 Feb 2019 21:35 WIB

Toyota Sebut Masyarakat Masih Minati Avanza Manual

Secara nasional, masyarakat masih minat dengan manual.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Ani Nursalikah
Tampilan baru interior Toyota New Avanza yang dipamerkan pada peluncuran New Avanza dan New Veloz 2019 di Jakarta, Selasa (15/1).
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Tampilan baru interior Toyota New Avanza yang dipamerkan pada peluncuran New Avanza dan New Veloz 2019 di Jakarta, Selasa (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Jumlah Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) produk mobil terbaru dari Toyota, New Avanza, dan New Veloz telah mencapai 14.396 pemesanan. Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor, Anton Jimmy Suwandi mengatakan, SPK terbesar dari Avanza 1.3 G mencapai 48 persen dan dari Veloz 1.5 sebesar 29 persen.

“Paling banyak masih di tipe G, 1.3 Manual. Jadi 1.3 G manual-matik itu lebih dari 50 persen kira-kira,” kata Anton di sela-sela kegiatan Journalist Test Drive (JTD) New Avanza-Veloz, Kamis (28/2).

Sebesar 62 persen dari SPK tersebut berasal dari pemesanan untuk Avanza dan sisanya berasal dari pemesanan Veloz. Jumlah SPK Veloz sendiri meningkat 20 hingga 30 persen dari seri sebelumnya.

Menurutnya, di wilayah Jakarta masyarakat masih meminati New Avanza-Veloz jenis matik, yaitu sekitar hampir 50 persen. Namun, secara nasional, masyarakat masih berminat kepada mobil manual.

Hal itu disebabkan, pemakaian Avanza memang telah mencapai pelosok daerah di Indonesia. Avanza, kata dia, kerap ditemukan di kota-kota kecil di daerah di Indonesia.

“Kalau di kota-kota kecil memang matik itu tidak terlalu dibutuhkan. Mungkin memang karena masalah kemacetan, jalannya lebih dekat. Kemudian banyak digunakan untuk perusahaan, rental, mereka biasanya lebih memilih yang manual,” kata dia.

Besarnya minat konsumen ini membuat penyerahan (delivery) mengalami indent rata-rata selama 1-1,5 bulan. Jangka waktu indent ini tidak sama di setiap daerah, tergantung stok yang tersedia. Untuk wilayah DKI dan Sumut misalnya, indent sekitar 1 bulan, kemudian Jawa Tengah dan Jawa Barat rata-rata 2,1 bulan.

Oleh sebab itu, ia pun merencanakan grosir kepada dealer dengan jumlah sekitar 6.000 unit mobil. “Februari rencananya sekitar 6.000-an. Tapi aktualnya kan kita masih nunggu per hari. jadi mungkin di awal Maret kita akan info, grosirdi berapa,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement