Kamis 22 Jun 2017 14:59 WIB

Penjualan Mobil Seken Kencang Jelang Lebaran

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Yudha Manggala P Putra
Mobil bekas selalu memiliki penggemar tersendiri
Foto: Dok Republika
Mobil bekas selalu memiliki penggemar tersendiri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seolah sudah menjadi tradisi, penjualan mobil seken atau mobil bekas kembali melesat menjelang Hari Raya Idul Fitri. Meningkatnya minat seiring dengan momen mudik Lebaran. 

Chief Operating Officer Mobil88 Halomoan Fischer mengatakan, kebutuhan konsumen akan kendaraan seken jelas terlihat menjelang lebaran. Dia mengungkapkan, serupa dengan tahun-tahun sebelumnya penjualan kendaraan bekas juga mengalami peningkatan.

Halomoan mengatakan, konsumen mulai mengincar mobil buruannya sekitar satu bulan sebelum lebaran tiba. "Nah big-nya itu Mei kemarin. Dibandingkan April itu bisa naik 15 persen," kata Halomoan Fischer kepada Republika.co.id di Jakarta, Kamis (22/6).

Dia mengatakan, permintaan cenderung berkurang memasuki Juni dan terus turun hingga lebaran tiba. Mobil, dia menambahkan, agaknya menjadi fokus paling awal bagi pemudik untuk dicari sebelum baju atau makanan Lebaran.

Halomoan mengatakan, dua pekan menjelang Idul Fitri permintaan kendaraan sudah tidak ramai lagi. Namun, dia menambahkan, bukan berati permintaan menghilang sepenuhnya. "Tetap masih ada yang membeli tapi memang sudah menurun jumlahnya," katanya.

Kendaraan roda empat jenis Low-Multi Purpose Vehicle (MPV) dan Sport Utility Vehicle (SUV) masih menjadi bidikan utama pemudik. Toyota Avanza atau Daihatsu Xenia dan kendaraan keluarga serupa merupakan model paling diburu pembeli.

Ini, mengingat kendaraan tersebut akan digunakan untuk pulang ke kampung halaman bersama keluarga. Terlebih, daya angkut kedua mobil itu terbilang lebih besar ketimbang tipe lainnya.

Halomoan mengatakan, kedua tipe mobil tersebut bisa dilepas kepasaran dengan harga berkisar antara Rp 100 juta hingga Rp 150 juta. Dia mengatakan, selain jumlah Km yang masih rendah harga itu masih bisa diterima oleh kantong pemudik.

"Nah kalau yang harganya di atas itu nggak terlalu banyak dicari, seperti Innova itu ada yang beli tapi nggak terlalu banyak," katanya.

Halomoan menjelaskan, mobil pribadi banyak dipilih pemudik lantaran waktu keberangkatan yang lebih fleksibel. Berbeda jika menggunakan kendaraan sewa yang memiliki jangka waktu penggunaan terbatas.

Halomoan mengatakan, sebabnya pemudik harus teliti menetukan waktu perjalanan mudik. Dia menjelaskan, jika waktu keberangkatan mudik sudah bisa dipastikan, maka lebih baik menggunakan menyewa kendaraan.

Namun, katanya, jika melihat kebutuhan tentu pemudik lebih baik membeli kendaraan. Dia mengungkapkan, mobil seken yang dibeli dan digunakan untuk mudik saja akan mengalami penurunan harga jual kembali sekitar tujuh hingga 10 persen.

Halomoan mengatakan, jika pemakaian kendaraan seken lebih dari sebulan pemudik lebih baik mengakusisi mobil seken. Namun, dia melanjutkan, ongkos mudik akan lebih mahal jika menggunakan kendaraan seken untuk digunakan di bawah 30 hari.

"Beli mobil itu kalau untuk transportasi jangka pendek mending sewa karena kalau seperti itu nggak pernah menguntungkan, kecuali jangka panjang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement