Rabu 26 Jul 2017 11:38 WIB

Jarak Tanam Hijauan Pakan Tingkatkan Produktivitas Ternak

Lebih 70 persen pakan ternak ruminansia (termasuk di dalamnya sapi) terdiri dari hijauan.
Foto: Humas Ditjen PKH Kementan.
Lebih 70 persen pakan ternak ruminansia (termasuk di dalamnya sapi) terdiri dari hijauan.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Nur Rochmah Kumalasari, Galih Permana Wicaksono dan Prof  Dr  Luki Abdullah dari Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi  Pakan, Fakultas Peternakan (Fapet) Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan penelitian tentang “Pola Pertumbuhan Tanaman, Produksi dan Kualitas Indigofera zollingeriana yang Dipengaruhi oleh Jarak Tanam”. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Agrostologi Fapet IPB pada musim tanam tahun 2015/2016.

Siaran pers IPB yang diterima Republika.co.id, Rabu (26/7) menyebutkan, hijauan pakan adalah komponen penting dalam menentukan produktivitas ternak ruminansia dan saat ini mulai berkembang penggunaannya untuk pakan unggas. Penggunaan hijauan pakan berkualitas tinggi ini didasarkan pada upaya untuk mengurangi penggunaan konsentrat tanpa mengurangi kandungan nutrisi ransum ternak tersebut.

 

Hijauan makanan ternak merupakan bagian yang terpenting dalam peternakan ruminansia, lebih dari 70 persen ransum ternak terdiri atas pakan hijauan. “Kendala yang sering dihadapi dalam pemenuhan hijauan pakan adalah kualitas, kuantitas dan kontinuitas hijauan pakan ternak,” kata Nur Rochmah Kumalasari.

Ia menambahkan, Indigofera zollingeriana merupakan salah satu legum yang potensial untuk pakan ternak karena berkualitas tinggi dan toleran terhadap beragam kondisi lingkungan. “Indigofera zollingeriana juga memiliki pertumbuhan yang cepat pada interval pemotongan 60 hari dengan produksi 51 ton per hektar per tahun,” ujarnya.

Nur menjelaskan, produktivitas hijauan pakan dipengaruhi oleh nutrien dalam tanah yang terkait dengan pupuk dan jarak tanam. Jarak tanam sangat erat kaitannya dengan kompetisi antar tanaman dalam satuan lahan untuk mendapatkan cahaya matahari, air dan unsur hara.

Semakin rapat jarak tanam maka tingkat kerapatan tanaman akan semakin tinggi. Apabila tingkat kerapatannya melebihi batas optimumnya, maka produktivitas akan menurun.

“Setiap tanaman mempunyai tingkat kerapatan yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan lingkungan yang ada untuk menghasilkan produktivitas yang optimal dengan kerapatan tanaman yang optimum juga,” tuturnya.

Nur menyebutkan, dalam penelitian, jarak tanam yang digunakan adalah 1 x 1,5 meter; 1 x 1 meter; 1 x 0,75 meter; dan 1 x 0,5 meter. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan empat perlakuan dan empat kali ulangan. Peubah yang diukur pada penelitian ini terdiri atas tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, populasi tanaman per plot, produksi segar, bahan kering dan berat kering serta kualitas hijauan.

Budidaya Indigofera zollingeriana  dengan jarak tanam yang ideal 1 meter x 1,5 meter, dengan jarak antar guludan 1,5 meter dan jarak antar tanaman pada satu guludan 1 meter. “Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan, produksi dan kualitas pada Indigofera zollingeriana dengan jarak tanam yang berbeda,” ujarnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam pendek dapat meningkatkan tinggi tanaman, populasi tanaman, produksi segar, berat kering, bahan kering, neutral detergent fiber (NDF) dan ß-karoten. Jarak tanam yang lebih lebar dapat meningkatkan jumlah cabang dan jumlah daun per tanaman.

“Kesimpulan penelitian ini adalah peningkatan populasi tanaman merupakan suatu metode yang efektif untuk meningkatkan produksi hijauan dengan memperkecil jarak tanam tanpa berpengaruh negatif pada nilai nutrisi protein kasar, lemak kasar, serat kasar, acid detergent fiber (ADF), dan total digestible nutrient (TDN),” papar Nur Kumala.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement