Senin 22 May 2017 20:35 WIB

SDIT Al-Kahfi Kembangkan Kreativitas Siswa Lewat Pensi

SDIT Al Kahfi Jakarta menggelar acara Pentas Kreativitas dan Seni di Jakarta pada Ahad (22/5).
Foto: Republika/Didi Purwadi
SDIT Al Kahfi Jakarta menggelar acara Pentas Kreativitas dan Seni di Jakarta pada Ahad (22/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SDIT Al Kahfi Jakarta menggelar acara Pentas Seni (Pensi) sebagai ajang bagi para siswa menumpahkan kreativitas dan bakat seninya. Acara yang digelar di halaman sekolah pada Ahad (21/5) itu diisi dengan berbagai macam pentas kreativitas seni.

‘’Acara ini menjadi ajang kreativitas dari anak-anak dan guru. Hampir semua tampilan beda dari mulai menari, menyanyi, drama hingga tampilan eskul seperti pencak silat, marawis dan pramuka,’’ kata Ketua Pelaksana Pentas Kreativitas dan Seni, Haqi Nazili, Ahad (21/5).

Acara dibuka dengan penampilan grup marawis. Irama gambus Nawarti Ayyami yang menghentak-hentak, mampu menghidupkan suasana. Acara dilanjutkan dengan penampilan siswa kelas 1 yang tampil membacakan asmaul husnah dan menyanyikan lagu bertema cinta Allah.

Siswa kelas 1 hingga kelas VI secara bergantian tampil di atas panggung untuk menyajikakan kreativitas seninya. Siswa kelas IV mementaskan drama bertema kebersihan yang diambil dari hadist riwayat Ibnu Mas’ud yakni ‘Kebersihan merupakan sebagian dari iman’. Ada juga aksi siswa kelas II yang menyanyikan lagu ‘Guruku Tersayang’ sambil menari.

Ada juga aksi berbalas pantun, pembacaan puisi surat Al Adiyaat (Kuda perang yang berlari Kencang) dan pembacaan kata-kata mutiara. ‘’Jadi, semua siswa dipersilahkan mengeluarkan kemampuan terbaiknya,’’ katanya. ‘’Harapannya, semua potensi dan kreativitas bisa ditampilkan di sini.’’

Merajut Kebersamaan

Haqi mengatakan pensi yang menjadi ajang tahunan SDIT Al Kahfi Jakarta, kali ini mengambil tema ‘Merajut Kebersamaan Dalam Menggali Potensi dan Kreativitas’. Karenanya, selain sebagai ajang kreativitas seni, acara tersebut diharapkan menjadi ajang untuk merajut kebersamaan antara siswa, guru dan orang tua siswa.

‘’Siswa dan guru bersama-sama mempersiapkan dan mementaskan tampilannya. Semuanya dilakukan bersama-sama,’’ katanya. ‘’Targetnya yakni merajut kebersamaan siswa dan guru serta tim acara.’’

Orang tua siswa juga bersama-sama mengumpulkan hadiah sebagai doorprize yang dibagi-bagikan di penghujung acara. Tiap kelas menyumbang minimal 5 buah doorprize hingga akhirnya terkumpul 100 doorprize dari seluruh kelas.

‘’Seratus doorprize yang terkumpul itu, dibagikan untuk siswa, guru dan orang tua siswa yang hadir di acara ini,’’ kata Haqi.

Selain itu, kata Haqi, acara pensi yang digelar mulai pukul 08.00 hingga 11.30 itu digelar guna menyambut kehadiran bulan suci Ramadhan. Karena itu, sejumlah lagu yang ditampilkan oleh para siswa pun bertemakan lagu-lagu religi. ‘’Ekskul pramuka pun menutup acara dengan menampilkan semapur marhaban ya ramadhan,’’ katanya.

Khotmul Quran

Sehari sebelumnya atau Sabtu (20/5), SDIT Al Kahfi Jakarta menggelar acara Khotmul Quran siswa kelas VI dan Wisuda Tahfidz Juz 30 Angkatan IX. Acara ini sebagai penanda bahwa siswa kelas VI SDIT Al Kahfi angkatan 2016-2017 telah merampungkan khatam Alquran dan hapal juz 30.

Kepala Perguruan SDIT Al Kahfi Jakarta, Sukman Hermawan, mengakui setiap lulusan SDIT Al Kahfi dalam lima tahun terakhir ini selalu lulus dengan catatan telah khatam Alquran dan hapal juz 30.

‘’Tahun depan, kita targetkan hapal dua juz yakni juz 29 dan 30,’’ kata Sukman.

Pihak sekolah pun sudah menyiapkan program agar lulusannya mampu hapal dua juz sebelum mereka lulus sekolah. Rumah Solusi untuk Negeri (Lembaga Sedekah Al Kahfi) akan bekerja sama dengan lembaga tahfidz Quran untuk menggelar karantina tahfidz Quran.

‘’Targetnya dua hari satu juz. Camp-nya Sabtu-Minggu, sebulan sekali, untuk kelas 4-6,’’ katanya. ‘’Untuk orang tua murid, kita juga akan adakan weekend camp hapal Quran.’’

Terkait pentas seni, Sukman menegaskan bahwa keberhasilan anak jangan semata dilihat dari kemampuan akademik. Anak yang memiliki nilai rapor di bawah 8 misalnya, jangan langsung dipandang sebagai anak yang tidak berhasil.

‘’Boleh jadi kompetensinya bukan di bidang akademik, tapi di bidang seni. Karena itu, kita menggelar acara ini agar anak-anak bisa mengeksplor kompentensinya masing-masing,’’ katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement