Kamis 18 May 2017 10:29 WIB

Penurunan Hormon Estrogen Dinilai Bisa Tingkatkan Risiko Hipertensi

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Winda Destiana Putri
Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Foto: torange
Hipertensi atau tekanan darah tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data World Heatlh Organization (WHO) yang dipublikasikan pada 2014, penyakit hipertensi menempati urutan ketujuh dalam 20 penyebab kematian paling tinggi di Indonesia. Tingkat kematian akibat hipertensi mencapai 42.226 atau sekitar 3,02 persen dari total kematian.

Kaum perempuan pun memiliki tingkat prevalansi menderita lebih tinggi dibanding laki-laki. Hal ini merujuk kepada hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 silam. Prevalansi hipertensi pada kaum perempuan mencapai 28,8, dibanding pria yang hanya mencapai 22,8. Menurut Dokter Spesialis Jantung, Dr Arieska Ann Soenarta, seiring dengan pertambahan usia, wajar ada peningkatan tekanan darah.

Selain itu, peningkatan tekanan darah juga dapat terjadi pada saat kehamilan. Khusus untuk kaum perempuan, ujar Arieska, hormon estrogen juga memiliki peranan penting dalam tekanan darah, terutama saat seorang perempuan memasuki masa menopause. Pada masa ini, homor estrogen akan semakin menurun dan resiko hipertensi akan meningkat.

''Ketika seseorang perempuan berhenti menstruasi, hormon estrogennya akan menurun secara signifikan. Hal ini dapat merusak sel endotel yang memicu plak di pembuluh darah. Kondisi ini dapat memicu tekanan darah tingg yang menyebabkan penyakit kardiovaskular (Cardio Vascular Disease- CVD) dan bahkan stroke,'' kata Arieska dalam keterangan pers yang diterima Republika, Rabu (17/5).

Kondisi ini pun membuat hipertensi dapat menjadi ''Silent Killer'' untuk kaum perempuan. Pasalnya, gejala dari hipertensi kerap kali tidak disadari. Sementara untuk kaum pria, kondisi penurunan hormon tetosteron dianggap tidak terlalu berdampak pada resiko hipertensi. ''Namun, resiko hipertensi tetap tinggi apabila disertai dengan gaya hidup tidak sehat, merokok, maupun obesitas,'' tutur Dr Arieska.

Hari ini, 17 Mei, memang dikenal sebagai Hari Hipertensi Sedunia. Momentum ini pun digunakan oleh sejumlah perusahaan ikut mengedukasi masyarakat, termasuk perempuan, mengenai resiko penyakit kardiovaskular dan tentang kesehatan jantung. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Royal Phillips. ''Jadi dengan meningkatkan kesadaran akan risiko sedini mungkin, kami berharap lebih banyak perempuan dan keluarga mereka akan melakukan perbaikan gaya hidup sejak dini. Hal ini akan sangat mengurangi risiko penyakit jantung mereka di masa depan,'' kata Presiden Direktur Philips Indonesia, Suryo Suwignjo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement