Tahanan Sering Kabur, DPR: Sistem Pembinaan Perlu Dirumuskan Bersama

Ahad , 07 May 2017, 13:47 WIB
Ketua DPR Setya Novanto
Foto: dpr
Ketua DPR Setya Novanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaburnya kurang lebih 200 tahanan Rutan Kelas II B Pekanbaru Jumat (5/5) lalu, menambah deretan persoalan yang harus dibenahi bersama saat ini. Para tahanan yang didominasi narapidana narkoba dan berbagai pelaku tindakan kriminal ringan lainnya tersebut, membuka mata tentang pentingnya memikirkan ulang konsep pembinaan bagi para narapidana.

Ketua DPR RI Setya Novanto mengatakan, kejadian ini bukan untuk yang pertama kalinya. Rata-rata persoalan akut yang menjadi sumber masalah adalah perbandingan antara penghuni rutan maupun lapas yang jauh dari kata seimbang. "Bahkan hampir semuanya saya dengar telah melebihi kapasitas. Kepala Rutan Pekanbaru bahkan menyatakan jumlah personel pegawai di rutan hanya berkisar puluhan dengan jumlah ribuan napi," ujar Setya dalam rilisnya, Ahad (7/5).

Setya pun berencana mengagendakan pembicaraan khusus terkait pemikiran-pemikiran yang berkembang pascakejadian ini. "Bagaimanapun, mindset kita adalah pembinaan yang membuat para pelaku tindakan kriminal kembali ke jalan yang benar. Upaya tersebut harus dijalankan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, termasuk penghargaan terhadap hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap warga negara," katanya. 

Di berbagai daerah di Indonesia, persoalan yang sama juga sedang dialami. Karena itu, kata dia, tidak menutup kemungkinan kejadian tersebut akan terulang, sebagaiamana kejadian-kejadian sebelumnya.

"Kita tentu saja prihatin dan perlu memikirkan jalan keluar bersama yang bisa memenuhi kebutuhan dan didasarkan atas kemampuan keuangan dan sumber daya negara. Banyak analisa dari para pihak yang berkembang, mulai dari pentingnya penambahan kapasitas, penambahan personel, hingga merumuskan sistem pembinaan yang mampu mengakomodasi dan menyeimbangkam kebutuhan di rutan maupun lapas," kata dia.

Apapun solusi yang diberikan, Setya memandang sudah saatnya sistem pembinaan dirumuskan bersama. Dia mengatakan, tentu tidak bisa memandang sederhana hal ini dengan menyalahkan rutan, lapas, apalagi sekadar menimpakan kesalahan kepada para napi. Setya menegaskan, dalam sistem pembinaan, berbagai aspek harus dipertimbangkan.

Di luar daripada itu, saya mengapresiasi langkah-langkah sigap aparat kepolisian, TNI, dan pemerintah serta masyarakat yang membantu memulangkan kembali para napi ke dalam tahanan. "Sambil kita mencari solusi yang lebih cepat, efektif dam efesien dari berbagai sudut pandang," kata dia.