Ahad 16 Apr 2017 20:37 WIB

Semua Pemain Bulu Tangkis Indonesia Gagal di Singapura Terbuka

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Budi Raharjo
Pasangan ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.
Foto: PBSI
Pasangan ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harapan Indonesia agar tetap bisa membawa kebanggaan dari Singapura Terbuka 2017, musnah setelah satu-satunya tunggal putra yang tersisa, Anthony Sinisuka Ginting juga takluk dari pemain India, Srikanth Kidambi di partai semifinal. Anthony kalah dari Kidambi dua set sekaligus dengan skor 13-21 dan 14-21.

Kekalahan tunggal putra tersebut, Sabtu (15/4) memastikan tak ada wakil Indonesia yang tersisa di Singapura Terbuka tahun ini. Sebelumnya, dua pasang ganda putra juga takluk. Pasangan Berry Angriawan dan Hardianto pun terhenti di semifinal, setelah ditumbangkan ganda putra dari Cina, Li Junhui dan Liu Yuchen, dengan skor 21-15, 10-21 dan 16-21.

Adapun Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon finis dengan hasil terbaik sebagai semifinalis. Keduanya tak berhasil mencapai partai puncak setelah kalah dari ganda putra Denmark, Mathias Boe dan Carsten Mogensen dengan skor 21-11, 11-21 dan 14-21. Kekalahan tersebut, menghentikan tiga gelar beruntut setelah keduanya, menyabet juara Inggris Terbuka dan India Open serta Malaysia 2017.

Empat pasangan ganda campuran bulutangkis Indonesia, pun kandas. Tumpuan puncak kontingen Merah Putih pada gelaran tersebut, Praveen Jordan dan Debby Susanto akhirnya kandas di perempat final, Sabtu (15/4).

Kepala pelatih tim ganda campuran, Ricahard Mainaky menegaskan, para pemainnya akan lebih kerja lagi menambal kegagalan tersebut di gelaran berikutnya. Akan tetapi, kegagalan para pemain asuhannya merupakan dampak dari terancam putusnya regenerasi atau lapis kedua ganda campuran antara senior dan junior.

"Saya rasa (kegagalan kali ini) kendalanya bukan masalah teknis," ujar Richard dalam laman resmi Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis  Indonesia (PP PBSI), Ahad (16/4). Kata dia, evulasi dari kegagalan di Singapura Terbuka, menjadi pelajaran bagi tim kepelatihannya menyiapkan pasangan pemain lapis kedua, naik kelas menjadi pasangan utama Indonesia.

Sebab, dengan hanya mengandalkan satu pasangan senior, porsi pelatihan lebih banyak kepada pasangan utama. Hasilnya, pasangan lainnya, merasakan kurangngnya porsir saat di pemusatan pelatihan. "Ini yang menjadi PR (pekerjaan rumah) buat saya untuk memberikan program yang pas buat Jordan dan Debby. Saya rasa sudah saatnya kedua mereka bisa benar-benar menggantikan pasangan seniornya," kata dia.

Pasangan senior yang dimaksud, yaitu Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir. Keduanya merupakan pasangan utama Indonesia saban gelaran bulutangkis internasional. Itu memang wajar mengingat keduanya merupakan periah medali emas dalam Olimpiade Brasil 2016 lalu.

Tetapi, meski sebagai pasangan nomor satu dunia, sekalipun kedua pasangan tersebut tetap kandas di Singapura Terbuka kali ini. Pasangan ini, dikalahkan pasangan dari Thailand, Dechapol Puavaranukroh dan Sapsiree Taerattanachai pada babak pertama. Andalan Garuda itu takluk dari tim Gajah Putih dua set sekaligus dengan skor 14-21 dan 16-21, pada Selasa (11/4).

Pasangan dari Thailand itu juga yang mengalahkan Jordan dan Debby di perempat final. Pasangan Indonesia, kandas dalam waktu 36 menit di dua set sekaligus dengan skor 17-21 dan 13-21.

Padahal, jika menengok rekor pertemuan kedua pasangan itu, Jordan dan Debby sempat berada di atas permainan Dechapol dan Taerattanachai, dengan catatan 2-0. Tetapi, dalam dua pertandingan terakhir, Dechapol dan Taerattanachai mempu menyamakan rekor menjadi 2-2, setelah pada Maret lalu, saat kejuaraan Swiss Terbuka 2017, Jordan dan Debby juga dibikin takluk dengan skor 18-21 dan 15-21.

Selain pasangan Jordan dan Debby serta Tontowi dan Liliyana, dua pasangan Indonesia lainnya, yakni Alfian Eko Prasetya dan Annisa Saufika serta Ronald Alexander dan Melati Daeva Oktavianti, juga sudah kalah sejak babak pertama. "Bisa dibilang mereka dinomorduakan selama ini. Setahun ini, kami fokus di Olimpiade. Dampaknya harus saya terima. Kedepannya harus bekerja keras lagi,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement