Jumat 14 Apr 2017 12:35 WIB

Oknum Guru Suruh Siswi SMK Ini Jual Diri karena Tunggak Iuran

Rep: Kabul Astuti/ Red: Nur Aini
Kekerasan terhadap anak/ilustrasi
Foto: globaltimes.cn
Kekerasan terhadap anak/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Posko Pengaduan UNBK Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) kembali menerima informasi terkait SMKN 3 Padang Sidimpuan, Sumatera Utara. Kali ini terkait kekerasan verbal yang dilakukan oknum guru berinisial KS terhadap lima siswa berinisial SY, IG, PNMM, KS, dan SA.

Kelima siswi jurusan Tata Kecantikan SMKN 3 Padang Sidempuan tersebut dipanggil oleh pihak sekolah yang diwakili oleh oknum guru KS karena belum membayar iuran Pengelolaan Usaha (PU) sebesar Rp 400 ribu. Oknum guru KS menyarankan para siswi yang menunggak iuran itu menjual dirinya, agar iuran PU tersebut bisa mereka lunasi.

Sekjen FSGI, Retno Listyarti, menguraikan kronologi peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 April 2017 tersebut. "Saat itu, oknum guru berinisial KS mengumpulkan mereka di salah satu ruangan yang ada di sekolah itu. Selanjutnya, KS menanyakan apakah iuran PU mereka sudah lunas atau tidak," kata Retno, kepada Republika.co.id, Jumat (14/4).

Spontan, kelima siswi itu menjawab "tidak". Mendengar pengakuan dari siswi itu, KS langsung marah dengan mengeluarkan suara yang tinggi.

KS bertanya, "Kenapa iuran PU belum dibayar?” Mendengar ucapan KS, kelima siswi itu tidak bisa berkata-kata, mereka hanya bisa diam sembari mendengarkan ocehan dari oknum guru itu.  

"Jual saja diri kalian ke JB (nama salah satu tempat hiburan malam di Padangsidimpuan), supaya tunggakan kalian ini bisa lunas," tutur siswa-siswa itu menirukan perkataan dan nada suara guru itu kepada mereka.

Setelah keluar dari ruangan, sejumlah siswa langsung menangis karena ucapan dari oknum guru itu menyakiti dan merendahkan martabat mereka. Awalnya, para siswa itu takut mengungkapkan yang dialami mereka, karena mereka tidak mau berurusan dengan pihak sekolah.

Menurut Retno, keberanian kelima siswi tersebut untuk mengungkap perlakuan guru itu muncul setelah salah seorang siswi di sekolah itu, Amelya Nasution, nekat bunuh diri dengan cara minum racun rumput karena mendapat intimidasi setelah mengunggah dugaan kebocoran soal USBN.

"Sebelum bunuh diri, Amelya diduga juga mendapat intimidasi dari KS," ujar Retno. Ia menyatakan, oknum guru KS ini yang juga  melakukan kekerasan verbal terhadap Amel, yang diduga menjadi pemicu Amel bunuh diri dengan meminum racun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement