Selasa 28 Mar 2017 15:35 WIB

Unsoed Kembangkan Padi Inpago di Indonesia Timur

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yudha Manggala P Putra
Prof Dr Totok Agung DH PhD, pemulia tanaman dari Unsoed Purwokerto melakukan penanaman perdana padi gogo Inpago Unsoed di Kota Tidore Maluku Utara, Kamis (24/3).
Foto: Dok Unsoed
Prof Dr Totok Agung DH PhD, pemulia tanaman dari Unsoed Purwokerto melakukan penanaman perdana padi gogo Inpago Unsoed di Kota Tidore Maluku Utara, Kamis (24/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Peneliti Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, terus mengembangkan penyebaran padi temuannya di kawasan Indonesia timur. Setelah sukses melakukan panen raya padi Inpago JSPGA 136 di Desa Semangga, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke Provinsi Papua, Unsoed juga mengembangkan Sentra Produksi Benih Padi di Kota Tidore Kepulauan  Pulau Halmahera Provinsi Maluku Utara.

Guru Besar Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Prof Totok Agung DH PhD, menyebutkan penyeberan padi Inpago yang merupakan temuan peneliti Unsoed, dimaksudkan agar kawasan Indonesia Timur juga dapat berperan melakukan swasembada pangan.

''Dari hasil panen di Desa Semangga, padi Inpago JSPGA 136 ternyata cocok ditanam di kawasan itu. Hasil panen padi tersebut mampu menghasilkan 11 ton per hektare,'' jelasnya, Selasa (28/3)

Dia menyebutkan, pengembangan padi Inpago di Halmahera dilatarbelakangi kondisi perkebunan kelapa di Provinsi Maluku Utara menghadapi kondisi kritis akibat umur tanaman kelapa yang sudah tua dan tak lagi produktif. Produksi yang mengalami penurunan tajam dan kehilangan hasil menjadi ancaman bagi petani kelapa.

''Peremajaan tanaman kelapa memang menjadi jawaban untuk mengembalikan produksi kelapa di kawasan itu. Tapi selama masa peremajaan dan menunggu masa produktif, petani akan kehilangan pendapatan,'' jelasnya.

Berdasarkan kondisi tersebut, Unsoed mengusulkan agar padi Inpago yang merupakan varietas padi gogo aromatik bisa dikembangkan menjadi tanaman sela hingga peremajaan tanaman kelapa bisa kembali berproduksi.

''Program ini dilaksanakan Unsoed dan Pemerintah Kota Tidore, bersamaan dengan upaya pemerintah setempat melakukan Upaya Khusus (Upsus) Pajale Babe (padi, jagung, kedelai, bawang merah dan cabai),'' jelasnya. Penanaman perdana bibit tanaman kelapa Genjah Kuning Nias dan padi gogo aromatik Inpago Unsoed 1 dilaksanakan Kamis (23/3).

Prof Totok Agung menyebutkan, padi Inpago Unsoed 1 yang merupakan padi gogo yang memiliki banyak kelebihan. Selain toleran terhadap kekeringan, padi ini juga tahan terhadap penyakit blas ras 133, dan lebih tahan wereng. ''Sedangkan rasa padinya, pulen dan wangi.

Dia menyebutkan, pemerintah saat ini seharusnya sudah mulai fokus mengembangkan padi lahan kering dalam mencapai swasembada pangan. Hal ini karena kebutuhan pangan tidak bisa lagi bertumpu pada lahan sawah irigasi. 

''Fakta menunjukkan luas sawah makin berkurang karena alih fungsi. Input teknologi untuk intensifikasi juga semakin mendekati kejenuhan. Saat inilah waktunya untuk merubah paradigma dimana pilar lumbung pangan tidak hanya ada di sawah. Tapi juga dilahan kering, karena kita punya lahan kering yang sangat luas dan dianugerahi hujan dan sinar matahari yang berlimpah ruah sepanjang tahun,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement