Selasa 21 Mar 2017 21:32 WIB

Rumah Sakit Terapung Unair Rampung 60 Persen

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Foto: Ist
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rencana pembangunan rumah sakit terapung yang diinisiasi alumni Fakultas Kedokteran dan Universitas Airlangga sudah berjalan hingga 60 persen. Rumah sakit terapung ini ditargetkan bisa beroperasi pada Mei 2017.

 

Ketua Yayasan Ksatria Medika Airlangga, Christriyogo Sumartono, mengatakan saat ini kapal Pinisi yang digunakan sebagai rumah sakit terapung tengah dibangun di salah satu bengkel kapal di Makassar, Sulawesi Selatan. “Saat ini tinggal finishing (tahap akhir). Tinggal penyelesaian, memasukkan mesin dalam kapal, dan pemasangan layar-layar perahu,” ucap Christ melalui siaran pers, Selasa (21/3).

Dokter konsultan anastesi regional dan intervensi tersebut menargetkan pemasangan mesin dalam kapal dilakukan pada pekan ini. Setelah pemasangan mesin kapal selesai, body kapal akan segera dilakukan pengecatan. Targetnya, kapal berukuran 27 meter dan lebar 2 meter itu akan dikirimkan ke Surabaya untuk dipasangi peralatan-peralatan medis pada awal April 2017.

Menurut Christ,rumah sakit terapung yang membutuhkan biaya sebesar Rp 5 miliar itu akan ditunjang oleh minimal empat dokter dari spesialis yang berbeda yakni dokter spesialis bedah, obstetri dan ginekologi, penyakit dalam, dan anak.

Christ mengakui, rumah sakit terapung ini tidak mungkin memiliki fasilitas selengkap rumah sakit pada umumnya. Namun, pembangunan kapal tersebut akan dimaksimalkan dengan dua kamar operasi yaitu kamar operasi bersih dan kamar operasi semi bersih.

“Karena kami menyediakan ruang operasi, maka kami sudah pasti akan melengkapi sarana penunjang kamaroperasi, seperti ruang pemulihan, ruang perawatan, dan lain-lain,” ungkap Christ.

Ia menegaskan, rumah sakit terapung akan melengkapi pelayanan kesehatan swasta maupun pemerintah yang memang sudah tersedia di daerah-daerah. “Jadi, pasti kami akan saling mendukung dengan pihak dinas kesehatan setempat untuk mengumpulkan kasus-kasus yang dihadapi pasien di mana pelayanan yang kami kerjakan adalah yang tidak terjangkau bagi mereka,” imbuhnya.

Rencananya, kapal tersebut akan resmi beroperasi mengarungi perairan Nusantara pada 20 Mei 2017 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Kapal tersebut terlebih dahulu akan mengunjungi Pulau Bawean dan kawasan Sumenep.

Pembangunan rumah sakit terapung bertujuan untuk menjembatani disparitas pelayanan kesehatan, khususnya di daerah-daerah terpencil. Gagasan tersebut disampaikan oleh alumnus FK Unair dokter spesialis bedah Agus Hariyanto yang bekerja di daerah pedalaman wilayah Indonesia bagian timur. Gagasan tersebut mulai diperkenalkan kepada publik melalui acara simposium Adventure and Remote Medicine, pada 15 November 2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement