Wahabisme Sudah tak Jadi Isu Hubungan Indonesia-Arab

Kamis , 16 Mar 2017, 16:02 WIB
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah
Foto: dpr
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai, isu wahabisme sudah tidak menjadi persoalan dalam konteks menjalin hubungan baik Indonesia dengan Arab Saudi. Menurut dia, isu wahabi hanya sebuah blame terhadap ekstremitas yang didorong secara liar.

Padahal, Indonesia sudah bersentuhan langsung dengan berbagai pemikiran sejak lama. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya pendiri bangsa yang mengenyam pendidikan di Makkah.

 

“Tak ada perbedaan, orang hanya mempertajam persoalan. Blame terhadap ektremitas itu didorong secara liar. Padahal, Indonesia sudah bergumul dengan berbagai macam pemikiran, termasuk Wahabi. Pemimpin pergerakan nasional dan Islam rata-rata alumni Makkah. KH Hasyim Asyari pendiri NU dan KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah misalnya itu alumni Makkah,” kata Fahri.

Dengan latar belakang pendiri bangsa yang lama mengenyam pendidikan di Arab Saudi sehingga membuat isu wahabisme menjadi hal yang biasa untuk dipelajari secara akademis dalam konteks aliran pemikiran keagamaan. Ketika mereka kembali ke Indonesia maka semangat persatuan yang disolidkan dalam rangka kepentingan nasional.

 

“Di situ mereka belajar Pan-Islamisme. Belajar tentang Wahabisme dan pemikiran keagamaan yang lain. Ketika mereka datang ke Indonesia ini menjadi sesuatu yang disolidkan sebagai kepentingan nasional dan lahirlah Pancasila,” kata Fahri.

Menuur dia, isu wahabisme bukan menjadi momok untuk dijadikan sebab untuk berkonflik dengan Arab Saudi, karena para pendiri bangsa Indonesia sudah melampaui pemahaman tersebut. “Nah sekarang ada orang yang menakut-nakuti dengan isu wahabi. Padahal itu sudah dilampaui oleh kita. Kita tak lagi menganggapkan sebagai sesuatu yang ekstrem,” ujarnya.

Fahri pun mendorong agar Indonesia tetap terus menjalin kerja sama dengan Arab Saudi. Hal itu sudah tertuang dalam MoU antara Pemerintah Indonesia dengan Arab Saudi. Ia pun mengedukasi untuk tidak terpengaruh terhadap isu yang menjauhkan hubungan baik antara Indonesia dan Arab Saudi, salah satunya melalui isu wahabisme.