REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengingatkan masyarakat supaya berhati-hati mengonsumsi daging babi. Ini karena pemerintah menemukan suspek meningitis streptococcus suis (MSS) atau meningitis babi yang dialami sejumlah warga di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.
"Banyaknya peternak babi di Bali dan pola konsumsi masyarakat yang berkaitan dengan olahan babi memiliki risiko terhadap terjadinya infeksi MSS," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Ketut Suarjaya, Jumat (10/3).
Streptococcus Suis adalah patogen babi yang erat kaitannya dengan berbagai penyakit pada babi. Bakteri ini banyak terdapat pada saluran pernapasan, pencernaan, dan organ genital babi.
Berikut adalah sejumlah langkah untuk mengantisipasi penyakit ini.
1. Meningkatkan sistem kewaspadaan dini (SKD) dengan kegiatan surveilans pada manusia, yaitu dugaan adanya kasus dengan gejala meningoencephalotos, terutama di daerah-daerah peternakan babi, serta adanya pengolahan produk babi.
2. Melakukan upaya promotif dengan penyuluhan dan penggerakan masyarakat dalam upaya pencegahan infeksi Streptococcus Suis.
3. Peternak babi hendaknya memperhatikan higienitas dalam melakukan aktivitas di kandang babi, seperti menggunakan sarung tangan, sepatu boot untuk menghindari kontak langsung dengan kotoran babi, mencuci tangan dengan sabun setiap selesai melakukan aktivitas di kandang, dan selalu menjaga kebersihan kandang.
4. Memperhatikan faktor kebersihan perorangan, tempat pengolahan, alat untuk mengolah serta bahan baku yang akan diolah.
5. Mengonsumsi daging atau hasil olahan babi yang sudah dimasak dengan tingkat kematangan sempurna.
6. Dinas Kesehatan di kabupaten dan kota hendaknya berkoordinasi dengan Dinas Peternakan kabupaten dan kota dalam mencegah dan mengendalikan infeksi MSS.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
