Rabu 08 Mar 2017 13:15 WIB

Angka Buta Aksara Perempuan Dua Kali Lipat daripada Laki-Laki

Rep: umi nur fadhilah/ Red: Esthi Maharani
Buta aksara
Foto: blogger
Buta aksara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Perempuan Organisasi Masyarakat Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (Ormas MKGR) menyebut angka buta aksara yang dialami perempuan, nilainya dua kali lipat dari laki-laki.

"Angka buta aksara perempuan, dua kali lipat dari laki-laki, pun di perguruan tinggi juga," kata Ketua MKGR Hetifah Sjaifudian di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Sunayan, Jakarta, Rabu (8/3).

Namun, wanita yang juga menjadi anggota Komisi II DPR RI itu tidak memerinci angka pasti. Menurutnya, kesenjangan mengakses aksara antara perempuan dan laki-laki, disebabkan karena kurangnya motivasi diri. Selain itu, banyak permasalahan sosial yang mengahmbat perempuan untuk mengakses kesetaraan.

"Yang dilakukan ke depan, sinergi agar bagimana informasi di lapangan bisa sampai ke masyarakat," ujar Hetifah.

Sementara itu, Haris Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Kemendikbud, Harris Iskandar menyebut ada dua kelompok perempuan jika dilihat dari akses pendidikan. Pertama, perempuan berusia 45 tahun ke bawah dan 45 tahun ke atas.

Menurutnya, perempuan berusia 45 tahun ke bawah mempunyai akses yang cukup bagus dan terjangkau terhadap pengertian aksara. Pun, kelompok ini juga mempunyai kecenderungan IPK di perguruan tinggi lebih baik dari pada laki-laki.

Sementara itu, ia mengatakan, untuk kelompok 45 tahun ke atas sampai lansia masuk dalam golongan terbelakang. Pun dari kelompok tersebut, 60 persennya buta aksara.

"Pemberdayaan fokusnya di situ. Kerja di sektor itu, pernikahan dini. Di situ standing legal peningkatan perempuan," ujar dia.

Harris menyebut, budaya menjadi hambatan perempuan mengakses pendidikan di beberapa daerah yang mengedepankan laki-laki dibandingkan perempuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement