Selasa 07 Mar 2017 19:22 WIB
Delapan Universitas UK Ajak Mahasiswa UMM Kuliah

Kelvin: Mahasiswa Muslim Bebas Berpakaian Sesuai Keyakinannya

Rep: Christiyaningsih/ Red: Agus Yulianto
University of South Wales
Foto: The Independent
University of South Wales

REPUBLIKA.CO.ID, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus berupaya meningkatkan rekognisi internasional di kampus putih. Salah satunya melalui pameran pendidikan internasional. Bekerja sama dengan UMM, delapan universitas yang berkedudukan di United Kingdom (UK) menggelar pameran pendidikan untuk program magister dan doktoral di Auditorium UMM, kemarin.

Sembilan universitas tersebut yakni University of Bradford, University of Westminster, University of Wales, University of East London (UEL), University College Dublin, Cardiff University, Durham University, Harper Adams, dan Swansea University. Tidak hanya delapan universitas itu, hadir juga perwakilan Erasmus+ untuk memberikan informasi terkait beasiswa dari Uni Eropa itu.

Dibuka pukul 12.30 WIB, ratusan pengunjung tampak antusias mendatangi tiap-tiap stan universitas. Berbagai pertanyaan diajukan, mulai dari jenis program studi, jumlah kredit semester, lama belajar, jenis beasiswa, biaya tinggal dan kebutuhan hidup sehari-hari, hingga pekerjaan paruh waktu yang bisa dilakoni sembari kuliah.

Menariknya, tak hanya pameran pendidikan. Kegiatan ini juga dilengkap dengan simulasi International English Language Testing System (IELTS).

Salah satu kampus peserta pameran, yakni UEL, juga menggelar seminar bertajuk Living as A Muslim in UK. Pengunjung memadati tempat seminar digelar untuk menjawab rasa keingintahuan tentang kehidupan Muslim di negara Britania Raya tersebut.

Abdul Kareem Kelvin Jones selaku pemateri dari UEL menyatakan, penduduk Muslim mencapai 1/20 penduduk di UK. Islam juga menjadi agama terbesar kedua di UK. Sebanyak 40 persen dari penduduk ini tinggal di London. “Oleh karena itu, mahasiswa atau penduduk Muslim sangat aman tinggal di UK,” ujar Kelvin.

Mahasiswa, lanjut Kelvin, dapat bergabung di Asosiasi Pelajar Indonesia Muslim di UK atau mengikuti forum-forum diskusi mahasiswa Islam. Tak hanya itu, mahasiswa juga bebas berpakaian tertutup atau syar’i seperti keyakinan yang dianutnya.

Asisten Rektor bidang Kerja Sama Luar Negeri Soeparto menyatakan, kedatangan kampus dari Inggris ini juga membahas rencana kerjasama dengan UMM. Hasilnya, pada Juli mendatang, kampus-kampus di Inggris dan UMM akan melakukan penandatanganan nota kesepahaman di UMM.

Di antara kerja sama itu, akan ada incoming program berupa summer cost dan program internship di UMM dari fresh graduate program magister universitas di UK. “Peminat pendidikan pascasarjana Inggris di Indonesia terbilang rendah. Untuk itu, melalui pameran pendidikan ini kami berharap mahasiswa UMM mendapatkan pencerahan untuk melanjutkan studi di Inggris,” kata Soeparto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement