Senin 06 Mar 2017 17:10 WIB

Unas Lakukan Pengamatan Burung di Kawasan Kampus

Sekolah Pascasarjana Prodi Magister Biologi Universitas Nasional Universitas Nasional (Unas) Jakarta melakukan pengamatan burung di sekitaran kampus pada Ahad (5/3).
Foto: Unas
Sekolah Pascasarjana Prodi Magister Biologi Universitas Nasional Universitas Nasional (Unas) Jakarta melakukan pengamatan burung di sekitaran kampus pada Ahad (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekolah Pascasarjana Prodi Magister Biologi Universitas Nasional Universitas Nasional (Unas) Jakarta melakukan pengamatan burung di sekitaran kampus pada Ahad (5/3). Kegiatan ini dilakukan untuk memonitoring keberadaan jenis-jenis burung di lingkungan kampus Unas sekaligus memperingati hari kehidupan liar sedunia (World Wildlife Day) pada 3 Maret.

Koordinator Peneliti Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Program Studi Magister Biologi Universitas Nasional, Ahmad Baihaqi mengatakan, peranan kampus sebagai ruang terbuka hijau sangat diperlukan. Selain untuk sarana menimba ilmu, juga dapat sebagai ruang terbuka hijau (RTH). 

Kampus dan lingkungan sekitarnya sebagai RTH dianggap penting untuk menunjang kehidupan satwa dan manusia. Suasana yang terlihat menjadi lebih teduh dan nyaman karena banyak pohon

"Selain itu, keberadaan burung dan satwa liar lainnya di RTH sekitar kampus dapat menjadi sarana pembelajaran, khususnya di bidang biologi," ujar dia dalam keterangan, Senin (6/3).

Kepala Progran Studi Magister Biologi Unas, Dr Tatang Mitra Setia menambahkan, burung memiliki peran penting di perkotaan. Misalnya, dapat membantu mengendalikan populasi serangga hama serta membantu penyerbukan bunga dan pemencaran biji. 

Kehadiran burung di kota dapat dikatakan sebagai memiliki peranan penting dan juga sebagai bioindikator lingkungan. Karena apabila terjadi degradasi lingkungan, burung menjadi komponen alam terdekat yang terkena dampak secara langsung. 

"Adanya tekanan dari aktivitas manusia, seperti perburuan, tekanan terhadap habitat burung, seperti pembangunan gedung-gedung pencakar langit dan pembuangan sampah yang berlebihan, memberikan dampak langsung dan tidak langsung terhadap ekosistem. Termasuk juga mengakibatkan terputusnya koridor penghubung antarRTH, sehingga membuatnya menjadi terisolasi," ujar dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement