Kamis 05 Jul 2012 21:01 WIB

Gagal Ikut Olimpiade, Dedeh Erawati Perkuat Tim PON DKI

Pelari Indonesia Nurul Imaniar, Tri Setyo Utami, Serafi Anelis Unani, dan Dedeh Erawati berpose seusai menyelesaikan pertandingan Lari Estafet 4x100 Meter Putri Sea Games XXVI di Stadion Atletik, Komplek Olah Raga Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, S
Foto: Antara/Ismar Patrizki
Pelari Indonesia Nurul Imaniar, Tri Setyo Utami, Serafi Anelis Unani, dan Dedeh Erawati berpose seusai menyelesaikan pertandingan Lari Estafet 4x100 Meter Putri Sea Games XXVI di Stadion Atletik, Komplek Olah Raga Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, S

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Setelah gagal lolos ke Olimpiade, pelari putri Dedeh Erawati langsung fokus ikut mempersiapkan diri ke PON XVIII yang berlangsung di Riau pada September mendatang. Ia menjadi anggota kontingen DKI Jakarta.

"Saya mulai fokus persiapan untuk PON Riau. Sabtu besok, kami akan berangkat ke Vietnam untuk mengikuti event lagi. Target kami dari DKI jelas untuk mempertahankan medali emas," ujar Dedeh Erawati di Jakarta, Kamis (5/7).

Dedeh sebelumnya sempat dipersiapkan tampil di Olimpiade London. Namun, pelari nomor 200 meter itu gagal mencapai limit waktu dalam keikutsertaannya pada kejuaraan Asia All Stars di Almaty, Uzbekistan baru-baru ini.

Meski akhirnya gagal pula mendapatkan "wild card", Dedeh mengaku tetap bersemangat untuk tampil di mana pun dan membela atas nama apa pun.

"Saya tetap bersemangat untuk bisa meraih medali emas dan ikut serta membawa DKI Jakarta juara umum pada PON nanti, dan saya langsung bergabung ke Pelatda," ujarnya.

Sebagai persiapan kontingen DKI, dia akan mengikuti kejuaraan Vietnam Open dan akan berada di Vietnam pada tanggal 7--11 Juli.

Meski demikian, pada PON nanti Dedeh belum bisa memastikan apakah akan turun di nomor 200 meter putri, estafet, ataupun nomor lari gawang.

"Saya masih belum tahu akan diturunkan di nomor mana. Bisa saja di 200 meter, lari gawang atau estafet. Kemungkinan besar sih turun di nomor estafet," ujar Dedeh yang pernah berlaga di Olimpiade empat tahun lalu itu.

Mengenai kegagalannya ke Olimpiade, atlet kelahiran Maja, 25 Mei 1979, itu mengaku kecewa karena bukan dia yang mendapatkan "wild card", melainkan pelari maraton Triyaningsih.

"Saya kecewa gagal ke Olimpiade, terlebih tidak ditunjuk mewakili Indonesia lewat jalur 'wild card'. Tahun ini sebenarnya tahun yang bagus untuk prestasi saya. Dalam lima kali ikut kejuaraan dunia, saya selalu pulang membawa medali," ujarnya.

Meski demikian, dia mengakui kemungkinan ada pertimbangan lain dari PB PASI yang tak diketahuinya sehingga "wild card" tersebut diberikan kepada Triyaningsih.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement