Senin 28 May 2012 18:18 WIB

Mantan Atlet Desak PBSI Evaluasi Serius Bulu Tangkis Nasional

Bulu tangkis/ilustrasi
Foto: ant
Bulu tangkis/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Para mantan atlet lintas generasi mendesak Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) melakukan evaluasi secara serius dan menyeluruh atas kegagalan tim Thomas-Uber Indonesia di putaran final di Wuhan, China.

"Kami tidak lagi sekadar prihatin, tapi kini sangat prihatin dengan kegagalan tersebut. Kita kalah bukan sekali ini saja, tapi sudah tahunan," ujar mantan atlet nasional Rudi Hartono di Jakarta, Senin (28/5).

Penasihat PB PBSI itu mengatakan, koreksi terhadap kepengurusan PB PBSI sudah lama diberikan. Namun, imbuhnya, belum ada tindakan nyata dari pihak PB PBSI.

"Saya sebagai pribadi sangat sedih. Saya sudah sering memberikan masukan kepada PB PBSI selaku penasihat, tapi saya tidak tahu masukan tersebut didengarkan atau tidak," ungkap Rudi. "Saya berharap dengan kegagalan ini pemerintah akan serius dan sadar serta bisa bangkit untuk mengembalikan kejayaan prestasi bulu tangkis Tanah Air," katanya.

Mantan pebulu tangkis putri era 80-an Ivana Lie juga mengungkapkan komentar  senada atas kegagalan tim Thomas-Uber Indonesia. "Tentunya kami sangat sedih dan kecewa atas kegagalan ini. Kami meminta PB PBSI untuk dapat mendengarkan dan melakukan perbaikan," ujarnya.

Ivana menegaskan, apabila tidak ada tanggapan dari PB PBSI, ia bersama mantan-mantan atlet bulu tangkis lainnya yang tergabung dalam Gerakan Moral Mantan Atlet Bulutangkis Nasional Lintas Generasi itu akan mendatangi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan juga Komisi X DPR.

Gerakan Moral Mantan Atlet Bulutangkis Nasional Lintas Generasi yang terdiri atas sekitar 20-an mantan atlet bulu tangkis nasional itu menyampaikan tujuh poin permintaan kepada PB PBSI.

Pertama, menuntut PB PBSI bertanggung jawab atas kegagalan tim Thomas-Uber dengan mengevaluasi secara serius dan menyeluruh penyebab kegagalan tersebut. Kedua, mengatasi masalah tumpang tindih (overlapping) kewenangan kebijakan PB PBSI. Ketiga, mengembalikan kewenangan setiap bidang sesuai tugas pokok dan fungsinya, dan fokus pada persiapan atlet untuk olimpiade London.

Keempat, meninjau ulang keberadaan pelatih asing di Pelatnas. Kelima, menghimbau pengurus PB PBSI provinsi mencari figur ketua umum yang dapat menjawab tantangan dan melakukan terobosan yang kreatif. Keenam, menghimbau Dewan Pengawas lebih aktif menjalankan tugasnya dan berperan aktif mengkritisi kinerja PBSI Pusat.

Ketujuh, menghimbau kepada Presiden, Pemerintah, dan Komisi X DPR untuk lebih memperhatikan olahraga bulutangkis

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement