Sabtu 25 Nov 2017 05:03 WIB

Valentino Rossi dan Ketakutannya

Valentino Rossi
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Valentino Rossi

Oleh Mutia Ramadhani

Wartawan Republika

Valentino Rossi dalam sebuah wawancara bersama jurnalis BT Sport beberapa waktu lalu mengatakan dia menghabiskan waktu untuk kejuaraan dunia balap motor selama 22 tahun. Dia juga tak melupakan masa-masa yang dihabiskan di kelas balapan lebih bawah.

Hidup Rossi cukup sederhana, hanya berputar dengan sepeda motor, sehingga wajar kalau dia khawatir akan datang masa di mana dia tak lagi memiliki semua itu. Cepat atau lambat masa itu akan tiba, sehingga waktunya Rossi membuka lembaran baru.

Rasanya pasti menyakitkan. Namun, perasaan seperti itu normal bagi seseorang yang sangat mencintai pekerjaannya. Siapapun pasti ketakutan mendekati masa pensiun.

Tapi, Rossi bukan orang normal. Dia salah satu olahragawan paling terkenal di dunia dan salah satu pembalap motor terbesar yang pernah ada. Dia pernah memenangkan semuanya. 

Dia punya uang, ketenaran, dan mimpi-mimpi di dunia balap. Tak lama lagi dia harus melepaskan separuh 'hidupnya.'

"Apa yang selalu memberikan energi pada saya? Mengendarai motor, menghabiskan waktu bersama teman-teman, atau sekadar bersantai," kata dia menjawab, dilansir dari GP One, Jumat (24/11).

Mendekati 40 tahun, Rossi ingin bekerja lebih keras dibanding lawan-lawannya yang lebih muda di MotoGP. Dia mungkin kaya pengalaman, namun tetap harus berlatih intensif. Ini adalah realitas situasi, bukan sebatas niat.

"Philip Island benar-benar memberi semangat pada saya. Satu-satunya balapan yang lebih baik adalah di Assen, sebab saya menang. Di Australia, rasanya sangat luar biasa. Jika ingin memenangkan perlombaan seperti itu, butuh energi satu tahun lagi," katanya.

Legenda Italia ini masih terus berjuang meraih gelar kesepuluh. Rossi bak dihadapkan pada dua sisi timbangan. Di satu sisi, dia bisa terus balapan jika kompetitif musim depan. Di sisi lain, dia bisa pensiun sebagai pembalap utama, namun tetap bekerja di dunia balap dalam peran-peran lain di balik pitwall.

"Jujur, saya takut pensiun. Saya sangat takut jika suatu hari menjalani hal lain. Hidup saya untuk MotoGP. Fokus ke VR46 Riders Academy itu bagus, namun bagi saya tidak sama," kata Rossi, dilansir dari Speedweek.

Juara dunia sembilan kali ini terus membangun talenta-talenta muda jebolan VR46 Riders Academy. Prestasi terbaiknya sejauh ini adalah mendiang Marco Simoncelli, kemudian juara dunia Moto2 Franco Morbidelli, adik Rossi Luca Marini, dan Andrea Migno.

Rossi tahun ini harus puas di peringkat kelima klasemen akhir MotoGP 2017 dengan 208 poin. Marc Marquez keluar sebagai juara dunia dengan 298 poin, disusul Andrea Dovizioso (261 poin), Maverick Vinales (230 poin), dan Dani Pedrosa (210 poin).

Direktur Yamaha Movistar, Lin Jarvis memperkirakan Rossi baru akan memutuskan nasibnya usai GP Mugello 2018. Rossi akan memutuskan pensiun atau meneruskan karier balapnya sampai ulang tahun ke-40. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement