Kamis 10 Aug 2017 20:42 WIB

Jorge Lorenzo Menentang Peraturan Flag-to-Flag

Rep: Lintar Satria/ Red: Andri Saubani
Jorge Lorenzo
Foto: AP Photo/Antonio Calanni
Jorge Lorenzo

REPUBLIKA.CO.ID, SPIELBERG -- Pembalap MotoGP dari tim Ducati, Jorge Lorenzo mengatakan peraturan flag-to-flag berbahaya untuk MotoGP. Karena di MotoGP, kata Lorenzo, tidak memiliki budaya pitstop seperti Formula 1. "Ini bukan F1, kami tidak punya kultur mengganti ban. Mereka lebih baik dan lebih siap. Di balapan motor ini situasi yang aneh, dan di MotoGP semua orang di pit jadi bingung," kata Lorenzo seperti dilansir dari Motorsport, Kamis (10/8).

Pada pekan lalu di Grand Prix Ceska, muncul kembali perdebatan tentang peraturan flag-to-flag yang pertama kali digunakan pada musim 2005. Peraturan ini mengganti peraturan start ulang jika tiba-tiba balapan diguyur hujan.

Sebelumnya jika balapan dimulai dalam kondisi kering dan hujan turun pada saat balapan, pembalap paling depan bisa mengakat tangan untuk menghentikan balapan. Begitu pun dengan para ofisial. Tapi dengan peraturan flag-to-flag ini para pembalap bisa langsung masuk pit mengganti ban mereka.

"Saya menentang situasi ini karena berbahaya, lihat apa yang terjadi dengan Iannone. Ada kebingungan, untungnya tidak ada yang terluka," kata Lorenzo.

Pada balapan, Ahad (6/8) lalu, pembalap Suzuki, Andrea Innone terjatuh saat ia ingin masuk pit untuk mengganti motor. Di lajur pit, ia hampir menabrak pembalap Aprilia Aleix Esparago. Namun, setelah berhasil menghindari pembalap asal Spanyol tersebut, Iannone terjatuh.

Lorenzo mengakui promotor MotoGP Dorna tidak akan mengubah peraturan fundamental flag-to-flag. Karena mereka ingin menjamin balapan bisa dilakukan di semua kondisi. "Pada akhirnya Dorna yang memutuskan dan kami yang akan balapan, bahkan jika saya bisa membicarakan hal ini ke komisi keselamatan," kata Lorenzo.

Lorenzo juga mengakui ada beberapa orang yang lebih memilih peraturan flag-to-flag untuk mempertahankan pertunjukan yang bagus. Dan pada akhirnya, kata Lorenzo, Dorna akan memprioritaskan pertunjukan.  "Tapi juga akan membawa banyak risiko," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement