Rabu 08 Nov 2017 19:57 WIB

SM Pertamina Jumpa Stapac di Semifinal Perbasi Cup

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Pebasket Satria Muda Pertamina Jakarta Dior Alexandros Lowhorn (tengah) melempar bola ke ring lawan Siliwangi Bandung pada Pertandingan PERBASI Cup 2017 di Britama Sport Hall, Jakarta, Selasa (7/11).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Pebasket Satria Muda Pertamina Jakarta Dior Alexandros Lowhorn (tengah) melempar bola ke ring lawan Siliwangi Bandung pada Pertandingan PERBASI Cup 2017 di Britama Sport Hall, Jakarta, Selasa (7/11).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Satria Muda (SM) Pertamina akan berjumpa tim Stapac Jakarta di partai semifinal Perbasi Cup 2017. Pada pertandingan terakhir, Rabu (8/11) di Mahaka Square Jakarta, SM Pertamina menang 83-67 (40-32) atas NSH Jakarta.

SM Pertamina keluar sebagai juara pool C dan akan berhadapan dengan juara pool B, Stapac Jakarta. Laga semifinal lainnya di ajang Perbasi Cup 2017 akan mempertemukan Pelita Jaya Jakarta melawan Hangtuah Sumatra Selatan.

Pelatih SM Pertamina Youbel Sondakh menyatakan, timnya tampil masih kurang agresif. "Untuk lawan Stapac besok harus lebih agresif lagi. Mengingat Stapac memikiki bigman yang bagus serta shooter yang bagus-bagus," ujar Youbel seusai pertandingan.

Menurut Youbel, ia akan melihat celah strategi apa yang tepat untuk menghadapi Stapac. Bisa dengan memanfaatkan keunggulan tinggi para pemain dengan mengarahkan bola ke Dior Lowhorn di bawah ring. "Bisa juga dengan mixed match, kita lihat saja besok. Stapac kali ini lebih berani terutama untuk bermain 1 on 1," jelas dia.

Pelatih Stapac Bong Ramos menyatakan, timnya akan mematikan Lowhorn. Apalagi, Lowhorn sangat mendominasi di bawah ring sehingga Stapac tidak akan menginstruksikan satu pemain untuk menghentikan Lowhorn. "Tetapi sebagai tim kami akan coba menghentikan Lowhorn."

SM Pertamina, kata Ramos, adalah tim tangguh dan lebih berpengalaman. Dalam uji coba pertandingan internasional pun SM Pertamina lebih pengalaman dibanding Stapac. "Pemain lokalnya juga bagus-bagus, pertandingan pasti akan berlangsung menarik terang," jelas dia

Pada laga Rabu (8/11), SM Pertamina menurunkan lima pemain pertama, Hardianus Lakudu, Juan Laurent Kokodiputra, Arki Dikania Wisnu, Christian Ronaldo Sitepu, dan Dior Lowhorn. Sementara NSH mempercayakan Barchon Griffin, Rayli Prataman, Dicky Alamsyah, Muhammad Jayadiwangsa, dan Ary Sapto.

SM Pertamina membuka poin melalui Christian Ronaldo Sitepu kemudian secara bergantian dengan Lowhorn membawa SM unggul 8-0. NSH baru dapat mencetak angka setelah lebih dari tiga menit melalui dua kali tembakan bebas pemain asingnya Griffin 8-2. Menit ke-5, NSH menyamakan kedudukan 9-9 melalui aksi Griffin. Namun setelah itu SM kembali menjauh 17-9. Dan akhirnya kuarter pertama berakhir 21-14 untuk keunggulan SM Pertamina.

Kuarter kedua SM Pertamina masih mendominasi dengan tambahan 19 angka, sementara NSH menambah 18 angka sehingga pada akhir kuarter kedua SM Pertamina masih unggul 40-32. Kuarter tiga SM masih memimpin dengan 62-47 dan akhirnya di akhir pertandingan SM Pertamina menang dengan skor 83-67.

Dior Lowhorn menjadi penyumbang poin terbanyak bagi SM Pertamina dengan 18 poin dan 12 rebound, diikuti Juan Laurent dengan 10 poin, sedangkan dari NSH Jakarta, Griffin mencetak 23 poin dan Ryan Febrian menambah dengan 11 poin.

Usai pertandingan pelatih NSH Wahyu Widayat Jati menyatakan puas dengan penampilan para pemainnya. "Ada peningkatan yang berarti dalam pertandingan melawan SM Pertamina kali ini, berbeda saat kami kalah dari Siliwangi, saat itu tim seperti kurang ngotot," ujarnya.

Khusus untuk Griffin, Coach Cacing sapaan akrab Wahyu, mengaku sudah sangat cocok. Selain memiliki skill yang bagus, Griffin juga tipe pemain yang baik dan bersedia menerima masukan.

Untuk dapat bersaing dalam kompetisi IBL nanti, Coach Cacing masih membutuhkan satu orang pemain bigman lokal dan satu point guard local. "Namun terkendala dengan biaya jika kami ingin merekrut pemain yang sudah jadi. Untuk point guard sudah ada pembicaraan dengan Wenda Wijaya, sementara untuk bigman ada Fidyandini dan Dwi Haryoko, namun masih belum ada kata sepakat."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement