REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bangkit. Itulah misi yang diemban tim Laskar Dreya Sumatera Selatan di Ajang ASEAN Basket League (ABL). Tiga kekalahan dalam tiga laga awal tentu bukan hasil yang menggembirakan bagi skuat asuhan Tondy Radja Syailendra tersebut.
Pada laga perdana wakil debutan Indonesia ini ditekuk Singapore Slingers, 46-62, di OCBC Arena Singapore, Singapura. Kemudian pada laga kedua giliran wakil Vietnam, Saigon Heat, yang mempermalukan Laskar Dreya dengan skor 48-70 sepekan lalu di CIS Arena Saigon, Vietnam. Dan pada Jumat (1/8), Laskar Dreya kembali dibekap Saigon Heat dengan skor 79-97.
Untuk tidak terus jadi bulan-bulanan tim lawan, manajemen tim sudah ancang-ancang untuk melakukan sejumlah evaluasi besar-besaran. Para pemain asing yang dinilai kurang memuaskan rencananya akan diganti dalam satu atau dua pertandingan ke depan. "Peran pemain asing sangat berpengaruh bagi pemain lokal," ujar General Manager Laskar Dreya, Hendri Satrio.
Laskar Dreya saat ini menduduki peringkat lima di klasemen sementara ABL, satu tingkat lebih baik dibawah wakil Indonesia lainnya, Indonesia Warrior yang terperosok di dasar klasemen setelah menelan tiga kekalahan dari tiga pertandingan awal.
Keberadaan Indonesia Warriors di dasar klasemen cukup mengejutkan mengingat pada musim sebelumnya, skuat asuhan Cokorda Raka Satria Wibawa itu menjadi runner up ABL. Meski belum meraih satu pun kemenangan tak membuat Cokorda Raka Satria Wibawa pesimis terhadap peluang timnya.
Menurut pelatih yang akrab disapa Wiwin itu, mental dan semangat para pemainnya dalam kondisi baik menyambut pertandingan selanjutnya. "Transisi kita pada tiga laga awal kurang cepat, namun hal itu sudah kita benahi," ujar Wiwin kepada Republika Online (ROL), Ahad (3/8).
Kekalahan yang diderita timnya bukan karena kalahnya kualitas Indonesia Warriors namun lebih kepada kesalahan yang sering dilakukan para pemainnya sendiri sehingga banyak memberikan point bagi tim lawan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
