Jumat 13 Jan 2017 16:00 WIB

Tantangan Pelayanan Haji 2017

Red:

Kenaikan kuota yang diberikan Kerajaan Arab Saudi bagi Indonesia pada musim haji 2017 adalah sebuah kabar gembira sekaligus tantangan. Tambahan 52.200 kursi dari 168.800 jamaah menjadi 221 ribu jamaah pada tahun ini, tentu akan mengurangi antrean jadwal tunggu yang kian memanjang. Penantian panjang umat Islam di Tanah Air untuk menunaikan rukun Islam kelima bisa segera terwujud.

Namun, kenaikan kuota haji sebanyak 52.200 jamaah pada tahun ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah sebagai penyelenggara ibadah haji. Jumlah jamaah haji Indonesia yang akan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci pada 2017, akan tercatat sebagai yang terbanyak dalam sejarah penyelenggaraan haji. Tentu bukan tugas yang ringan untuk melayani dan menjamin keselamatan 221 ribu jamaah selama berada di Arab Saudi nanti.

Karena itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan harus bekerja keras untuk mempersiapkan pelayanan ibadah haji pada 2017 ini secara matang. Paling tidak, Kementerian Agama harus mempertahankan, bahkan meningkatkan Indeks Kepuasan Jamaah Haji Indonesia (IKJHI) yang telah dicapai pada 2016 yang mencapai 83,83. IKJHI pada tahun lalu, tercatat naik sebesar 1,16 poin dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 82,67 persen.

Publik pasti berharap pelayanan haji tahun 2017 ini juga akan meningkat. Masih cukup banyak waktu yang dimiliki pemerintah untuk mempersiapkan penyelenggaraan haji pada 2017. Ada beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian pemerintah, sebagai penyelenggara haji.

Pertama, pastikan calon jamaah haji mendapat pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang seluk-beluk ibadah haji, melalui bimbingan manasik haji yang cukup. Dengan  bimbingan dan manasik haji yang cukup, jamaah diharapkan bisa memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang ibadah haji. Apabila jumlah pertemuan bimbingan dan manasik haji dirasa kurang, pemerintah perlu menambahnya. Pemerintah harus memastikan semua jamaah mendapatkan haknya untuk memperoleh bimbingan dan manasik haji.

Kedua, edukasi tentang kesehatan. Selain membutuhkan pengetahuan soal seluk-beluk ibadah haji,  calon jamaah haji  yang akan menunaikan rukun Islam kelima juga membutuhkan fisik yang sehat dan prima. Karena itu, edukasi tentang menjaga kesehatan sebelum dan selama jamaah menunaikan haji di Tanah Suci harus terus gencar dilakukan. Apalagi, cuaca di Arab Saudi berbeda dengan di Tanah Air. Terlebih, bagi jamaah yang tergolong berisiko tinggi. Pelayanan kesehatan ini harus mulai dilakukan sesegera mungkin, sehingga jamaah mulai bisa mempersiapkan fisiknya untuk menunaikan ibadah haji. Mereka pun memahami apa saja yang harus dilakukan ketika berada di Tanah Suci.

Ketiga, paspor dan visa haji. Dua tahun terakhir, visa haji masih menjadi masalah. Masih ada jamaah yang terlambat berangkat dari jadwal seharusnya karena visa yang belum ada. Ini tentu tak boleh terjadi pada musim haji 2017. Pemerintah harus memastikan calon jamaah haji memenuhi persyaratan yang dibutuhkan sesegera mungkin, sehingga pengurusan e-Hajj dapat berlangsung lancar. Kita berharap, tak ada lagi jamaah yang tertunda keberangkatannya karena belum mendapatkan visa pada musim haji tahun 2017. Ini membutuhkan kerja keras dari penyelenggara haji, terlebih jumlah jamaah haji tahun ini mencapai 221 ribu orang.

Keempat, petugas dan pembimbing haji yang lebih profesional. Dengan bertambahnya jumlah jamaah yang harus dilayani, tentu jumlah petugas haji yang akan melayani jamaah, baik di dalam negeri maupun luar negeri juga harus ditambah. Selain itu, profesionalisme petugas haji juga harus lebih ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan, sehingga pelayanan terhadap jamaah akan terus bertambah baik.

Selain persiapan di dalam negeri, yang tak kalah penting lagi adalah persiapan berbagai fasilitas selama jamaah menunaikan haji di Tanah Suci. Beragam fasilitas, seperti transportasi berupa bus shalawat, bus antarkota, bus armina, katering, serta pemondokan yang telah baik kualitasnya harus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Pemerintah Indonesia juga harus terus mendesak Kerajaan Arab Saudi untuk memperbaiki fasilitas dan layanan bagi jamaah haji Indonesia selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Dengan persiapan yang matang, yakinlah pelayanan haji 2017 akan meningkat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement