Kamis 12 Jan 2017 15:00 WIB

Pascakuota Haji Kembali Normal

Red:

Warga Sulawesi Tenggara mesti bersabar untuk bisa menunaikan ibadah haji. Penyebabnya adalah masa tunggu yang hingga mencapai 23 tahun. Kondisi masa antre 23 tahun ini jika kuota jamaah haji Indonesia tetap dipangkas 20 persen seperti tiga tahun terakhir.

Masa tunggu berangkat haji 23 tahun di Sulawesi Tenggara sejatinya masih belum seberapa dibandingkan dengan di Aceh. Warga di sana harus menunggu hingga 28 tahun untuk bisa berangkat haji.

Seseorang yang terlahir pada 11 Januari 2017, jika dia ketika terlahir langsung didaftarkan untuk berangkat haji, maka baru pada tahun 2045 dia bisa berangkat. Masa penantian yang tidak sebentar.

Lamanya daftar tunggu ini tentu bermakna banyak. Dari sisi keyakinan, makin banyaknya warga yang mendaftar pergi haji menunjukkan makin tingginya kesadaran masyarakat dalam berislam.

Sebab, berhaji tidak saja membutuhkan niat yang kuat. Sang jamaah juga harus memiliki ketahanan fisik yang prima karena selama di Tanah Suci banyak kegiatan ibadah yang mengandalkan fisik. Sebut saja seperti tawaf, sa'i, wukuf, maupun lontar jumrah.

Apalagi durasi selama di Tanah Suci juga memakan waktu hingga dua bulan bagi jamaah haji reguler. Tentu, jika tidak memiliki kesadaran berislam yang tinggi, tidak mudah untuk meninggalkan dan menanggalkan segala kegiatannya di Tanah Air.

Dari sisi ekonomi, animo masyarakat yang tinggi untuk berhaji memperlihatkan bahwa tingkat kehidupan ekonomi masyarakat semakin baik. Untuk bisa pergi haji membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Kendati tidak murah, masyarakat rela mengantre puluhan tahun agar bisa menunaikan ibadah haji.

Pada Rabu (11/1) kemarin, ada kabar baik bagi masyarakat Indonesia yang sudah masuk daftar haji dan mengantre hingga puluhan tahun. Pemerintah Arab Saudi menyetujui penambahan kuota jamaah haji 2017. Keputusan ini diambil setelah renovasi Masjidil Haram selesai sehingga pada tahun ini diharapkan bisa menampung jamaah haji dari seluruh dunia sebanyak 2,6 juta jamaah.

Tak ketinggalan tentunya adalah kuota haji Indonesia. Pemerintah Arab Saudi, kata Presiden Joko Widodo, setuju mengembalikan kuota menjadi 211 ribu jamaah atau bertambah 52.200 dari kuota sebelumnya 168.800 jamaah.

Selain pengembalian kuota sebagaimana tiga tahun lalu itu, Pemerintah Arab Saudi juga memberikan tambahan kuota 10 ribu jamaah. Total kuota pada 2017 adalah sebesar 221 ribu jamaah.

Penambahan kuota ini diharapkan akan menyingkat masa tunggu tadi sehingga calon jamaah haji tak perlu menanti hingga 28 tahun. Itu sisi positifnya.

Selain itu, perlu juga dipersiapkan kemungkinan kendala yang mengadang dengan adanya normalisasi dan juga penambahan 10 ribu kuota jamaah ini. Kita berharap tentunya Pemerintah Arab Saudi jauh lebih matang dengan adanya penambahan kuota seluruh dunia ini, termasuk dari Indonesia.

Kendala menumpuknya jamaah yang baru tiba di Bandara Jeddah maupun Madinah kita tak berharap itu terjadi pada pelaksanaan haji tahun ini. Jika pemangkasan kuota ini tidak lagi diberlakukan, bisa dibayangkan betapa padatnya lalu lintas di bandara oleh jamaah.

Demikian pula dengan pengaturan selama masa wukuf dan melontar jumrah. Pada dua masa rukun haji ini kerap terjadi masalah karena memang jamaah yang berkumpul. Kita berharap Pemerintah Arab Saudi bisa menangani semua kendala itu.

Harapan yang sama juga kita tumpukan pada Kementerian Agama RI sebagai pelaksana ibadah haji. Delay pesawat yang akan berangkat ke Tanah Suci dari sejumlah bandara harus sudah bisa diatasi sejak dini.

Demikian pula dengan fasilitas dan sarana maupun prasarana jamaah haji Indonesia selama di Tanah Suci. Yang kerap kali jadi masalah adalah masalah pemondokan, transportasi, dan makanan.

Perlu kerja keras dan kerja cerdas agar semua permasalahan ini bisa terpecahkan. Koordinasi dan sinergi yang berjalan baik diharapkan dapat mengantisipasi kemungkinan masalah yang muncul. Apalagi, keputusan kuota ini sudah diputuskan oleh Pemerintah Arab Saudi jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan haji.

Semoga semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah haji ini bisa berkoordinasi dengan baik, jamaah pun tenang dan nyaman dalam beribadah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement