Rabu 04 Jan 2017 17:15 WIB

Maroko Bentuk Lima Bank Syariah

Red:

MAROKO -- Maroko mulai merealisasikan penerapan sistem keuangan berbasis syariah. Bank sentral Maroko sudah menyetujui pembentukan lima bank syariah.

Bahkan, Maroko juga memperbolehkan tiga bank asing asal Prancis untuk menjual produk-produk perbankan berbasis syariah. Pembentukan lima bank syariah tersebut merupakan tindak lanjut dari undang-undang terkait pengembangan ekonomi syariah yang belum lama ini dibuat oleh Maroko.

Beberapa bank yang disetujui untuk menjadi bank syariah adalah Attijariwafa Bank, BMCE Afrika, dan Banque Centrale Populaire (BCP). Seperti dilansir Reuters, Senin (2/1), banyak bank di Maroko yang mulai menyiapkan prinsip syariah setelah adanya undang-undang mengenai pengembangan ekonomi Islam.

Maroko sebelumnya cukup resisten dengan perbankan syariah. Tapi, Maroko akhirnya sadar bahwa perbankan syariah dapat menjadi solusi untuk mengurangi kekurangan likuiditas di sektor keuangan dan minimnya investor asing.

Managing Director Bank Attijariwafa Ismail Douiri mengatakan, pihaknya terus melakukan persiapan untuk memasuki pasar perbankan syariah. "Kami menggandeng Bank Pembangunan Islam (IDB) untuk merumuskan semuanya," kata dia.

Sedangkan, bank BUMN Maroko, Credit Agricole (CAM), sudah melakukan kerja sama dengan Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD) yang merupakan anak perusahaan IDB.

Kedua pihak setuju untuk melakukan penanaman modal sebesar 19,7 miliar dolar AS ke dalam unit usaha syariah yang akan dibentuk. Suntikan modal akan terus ditambah secara bertahap.

Maroko bukan hanya mulai menggarap perbankan syariah. Untuk pertama kalinya, Maroko akan menerbitkan sukuk di pasar domestik pada semester pertama tahun ini. Tapi, jumlah sukuk yang akan diterbitkan masih dalam pembahasan.

CEO Pusat Perbankan Syariah dan Ekonomi Al Huda Muhammad Zubair Mughal mengatakan, industri keuangan syariah bisa tumbuh hingga 15 persen pada tahun ini. Volume keuangan Islam pun akan terus tumbuh dan diprediksi bisa mencapai 3 miliar dolar AS pada 2020.

Dia memprediksi, penerbitan sukuk pada tahun ini bisa mencapai 78 miliar dolar AS. Dengan begitu, total sukuk yang beredar di pasar keuangan akan berjumlah Rp 350 miliar dolar AS.

"Hal ini juga didukung dengan pertumbuhan ekonomi syariah di Maroko, Uganda, Cina, dan Rusia sebagai pendatang baru," ujar dia dilansir Strait Time Online.

Zubair menjelaskan, negara-negara mayoritas Islam, seperti Indonesia, Turki, Pakistan, Uni Emirat Arab, menjadi kontributor terbesar dalam perkembangan perbankan syariah di dunia.  "Kontribusinya bisa mencapai 82 persen," katanya.rep: Intan Pratiwi  ed: Satria Kartika Yudha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement