Kamis 22 Dec 2016 16:00 WIB

Kiat Rhadana Hotel dan Trans Luxury Hotel Gaet Wisatawan

Red:

Pemilik Rhadana Group, Rainer H Daulay, mengatakan, wisata halal tak harus memakai istilah dan bahasa syariah dan tak perlu menggembar-gemborkan label syariah. Rhadana Hotel Kuta, Bali, sebagai salah satu pemenang World Halal Tourism Award (WHTA)  2016 menyadari hal tersebut dengan mengusung konsep hotel modern Muslim friendly.

"Halal itu adalah gaya hidup (lifestyle) dan kesempatan (opportunity) sehingga tak perlu pelabelan khusus, seperti hotel syariah," kata Rainer kepada Republika, Senin (19/12).

Meski tak berlabel hotel syariah, Rhadana Hotel mengimplementasikan praktik-praktik syariah di hotelnya, seperti restoran yang bersertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Rainer mencontohkan, wisatawan Muslim yang berkunjung ke Bali pertama kali pasti memastikan makanan halal. Bali hari ini sudah memiliki banyak restoran halal, tetapi belum semua mendapatkan sertifikat halal dari lembaga resmi.

Pemerintah perlu mempermudah pengurusan sertifikasi halal bagi pelaku wisata menjadi lebih singkat, misalnya, satu hari. Rainer mengatakan, restoran halal berkualitas di negara tetangga, seperti Australia lebih banyak dan lebih bagus dibanding Indonesia karena proses sertifikasi halal di sana lebih cepat.

"Indonesia diuntungkan karena negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, tetapi kita masih gagal dalam menjaga kualitas karena kebanyakan berwacana," ujar Rainer.

Kemenangan Indonesia di ajang internasional ini membawa dampak signifikan. Orang asing yang tadinya tidak berminat menjadi berminat datang ke Indonesia, khususnya wisatawan Muslim.

Rainer mengatakan, jangan sampai wisatawan dikecewakan setelah sampai di Indonesia. Ia mencontohkan, Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda yang meraih kategori World's Best Airport for Halal Travellers. Tempat shalat di bandara tersebut setidaknya harus sama, bahkan lebih baik dari tempat shalat di Bandara Changi, Singapura.

Rhadana Hotel menghormati budaya Bali sehingga konsep syariah yang dimaksud dipraktikkan sesuai tempatnya. Karyawan hotel tetap berpakaian khas Bali. Perlengkapan shalat dan Alquran di kamar hotel disimpan di tempat khusus, tidak diperlihatkan secara vulgar.

 

Wisatawan Timur Tengah

Dalam WHAT 2016, Trans Luxury Hotel Bandung Indonesia berhasil menyabet World's Most Luxurious Family Friendly Hotel. Marketing Communication Manager Trans Luxury Hotel Anggia Elgana mengaku, Trans Hotel memang memiliki banyak fasilitas yang dikhususkan untuk menunjang wisata keluarga. Mulai dari untuk anak-anak hingga orang tua.

"Mulai dari program untuk anak-anak. Trans Hotel ada kolam renang yang airnya sesuai suhu badan jadi hangat, ada beach pool yang cocok untuk anak-anak. Untuk familiy friendly hotel memang kita buat program pas banget buat membawa keluarga," kata Anggia kepada Republika, Senin (19/12).

Anggia juga mengaku, Trans Hotel terus mengembangkan untuk mendukung wisata halal yang tengah digencarkan Kementerian Pariwisata. "Trans Hotel terus berusaha menggaet wisatawan yang mencari pariwisata halal yang banyak berasal dari Timur Tengah," ujar Anggia Elgana.     rep: Mutia Ramadhani, Zuli Istiqomah, ed: Irwan Kelana 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement