Ahad 18 Dec 2016 17:00 WIB

Semua Ada di Preseren Square

Red:

Inilah lapangan kecil di kawasan Center, kota tua, yang menjadi titik destinasi para wisatawan. Seluruh area Center merupakan daerah bebas kendaraan bermotor. Siap-siaplah melangkah panjang. Meskipun, ada juga sepeda yang dapat disewa.

Jangan bayangkan seperti alun-alun, di kampung kita. Preseren Square dikelilingi oleh gedung-gedung tua berornamen gotik. Ada patung laki-laki berjubah warna hijau di sana. Itulah Preseren, seorang penyair kenamaan pada abad ke-19. Zdravljica, salah satu puisinya diadaptasi menjadi lagu kebangsaan Slovenia. Banyak orang berfoto di patung ini.

Tak jarang pemusik jalanan meramaikan suasana memainkan lagu-lagu dengan akordeon mereka. Berilah beberapa sen di topi yang ditaruh terbalik dan setelah itu kita bebas berfoto ria bersamanya. Salah satu alat musik unik yang saya jumpai saat itu ada yang terbuat dari gergaji! Ya, gergaji kayu yang panjang itu digesek seperti biola dan keluarlah bunyi yang menyayat hati. Di sudut lain, lonceng gereja Katedral Sint Nicholas berdentang menandakan waktu.  

Patung Preseren ini berada di titik pertemuan Triple Bridge,  yaitu tiga buah jembatan warna putih yang pangkalnya menyatu. Dua jembatan kecil yang berfungsi sebagai pedestrian mengapit jembatan lebih besar yang membentang di Sungai Ljubljanica.

Triple Bridge yang dibangun pada 1929-1932 oleh arsitek Joze Plecnik ini kecil dan pendek saja. Meskipun begitu, aura Eropa pada abad pertengahan dari gedung-gedung tua serta cuaca awal musim gugur membuat orang  terpesona.  Menikmati pemandangan sungai dengan kapal yang mondar-mandir, ditambah dengan belasan itik yang berenang riang hilir mudik. Di sepanjang tepian sungai berbaris pepohonan rindang serta tumbuhan rambat dengan daun-daun yang sudah mulai berubah warna dari kuning, kemerahan, cokelat.

Di ujung seberang jembatan, belasan penjual suvenir khas Ljubljana menggoda mata.  Mulai dari kartu pos, gantungan kunci, magnet kulkas, gelas mungil warna-warni, sampai kerajinan kayu.  Jika kita menuruni tangga di sisi jembatan, kita akan tiba di sisi sungai dengan deretan kafe dan resto cantik. Oh ya, di setiap sisi jembatan itu juga ada toilet yang gratis, bersih, dan tidak bau.

 

Legenda tentang naga

Ada satu jembatan lagi yang menjadi favorit, yakni Dragon Bridge. Jaraknya sekitar 200 meter dari Triple Bridge ke arah timur. Ciri khasnya adalah patung Naga Hijau bertengger di keempat ujungnya. Inilah landmark dari Kota Ljubljana.

Dragon Bridge dibuat pada 1901 oleh arsitek Junij Zaninovic. Konon menurut mitologi Yunani kota ini dibangun oleh seorang pahlawan bernama Jason. Dalam sebuah pertempuran melawan monster naga, Jason mati terbunuh.  Nah, naga inilah yang kemudian menjadi maskot Kota Ljubljana. Sebagai maskot, sang naga hijau ada di bendera kota yang berwarna putih hijau. Ini unik, karena sebuah kota punya bendera yang berbeda dengan bendera negara yang putih biru merah.

Jangan lupakan Central Market. Bangunan karya  arsitek Joze Plecnik ini terdiri dari pasar indoor dan outdoor. Dari makanan aneka keju dan sosis berbagai warna, bentuk, dan ukuran sampai aneka warna dan jenis bunga dijual di sana. Selain berbentuk kios, pasar outdoor didominasi dagangan dalam gerobak.

Menjelang matahari terbenam pasar pun usai, digantikan dengan tenda-tenda makanan.  Khusus makanan dan minuman kita harus superhati-hati dan waspada dengan kehalalannya. Aneka minuman keras tersaji dengan bebas meskipun persyaratan pembeli berusia di atas 18 tahun.

Hindari makanan daging-dagingan. Bisa berupa daging babi terselip dalam berbagai hidangan maupun daging nonbabi yang tidak jelas cara penyembelihannya. Paling aman adalah menu vegetarian. Namun, jangan khawatir, tetap tersedia hidangan halal di Ljubljana asalkan kita mau banyak bertanya dan telaten mencari.

Di kawasan Center ini terdapat Pusat Informasi Turis (Ljubljana Tourist Information Centre) yang sangat lengkap. Tersedia puluhan paket tur yang tiketnya dapat kita beli di situ. Saya putuskan mengikuti city tour yang murah meriah.  Hanya dengan 10 euro, kita akan diajak keliling kawasan Center, mencicipi hidangan Slovenia, dan wisata Sungai Ljubljanica dengan naik kapal.

Tur dibuka pada jam tertentu dan berlangsung selama dua jam, terdiri dari 1,5 jam jalan kaki dan 30 menit naik kapal. Saya dapat giliran pukul dua siang. Rombongan kami terdiri dari 12 wisatawan dari negara Italia, Kanada, Spanyol, dan Amerika Serikat, kebanyakan pasangan suami istri setengah umur.  Alan, si pemandu berbahasa Inggris dengan semangat menunjukkan berbagai bangunan penting di kawasan Center. Mulai dari City Hall di Mestni Trg sampai  Academia Philharmonicum yang sudah rutin menyelenggarakan konser sejak 1701.

Termasuk dalam tur ini adalah melihat bagian dalam Katedral St Nicholas yang sudah berusia 300 tahun. Katedral tua bergaya barok ini kubahnya berwarna hijau dan diapit menara kembar. Di sebuah restoran kecil Alan masuk dan rombongan menunggu untuk beberapa saat lamanya. Rupanya dia memesan beberapa jenis menu Slovenia untuk kami. Tentu saja sebelumnya laki-laki berbadan subur ini sudah memastikan kepada saya karena melihat hijab yang saya kenakanterkait makanan halal.

Ini hidangan vegetarian buat kamu, ujar dia sambil membawakan dua potong besar vegetable lasagna.  Padahal, saya lihat peserta lain hanya mencicipi sepiring makanan secara beramai-ramai. Tak ingin sendiri, saya paksa pasangan suami istri muda di sebelah saya untuk turut mencicipi.

Kelelahan berjalan kaki terbayar setelah duduk di atas kapal yang didesain romantis.         

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement