Ahad 18 Dec 2016 17:00 WIB

Danau Bled yang Berkastil

Red:

Dunja mewanti-wanti. Ingat ya...jangan sampai melewatkan kunjungan ke Bled dan Bohinj, katanya.  Ternyata Bled adalah nama danau yang berjarak 54 kilometer dari Ljubljana. Boleh dikatakan di sinilah tempat tetirah warga kota.

Banyak sekali paket tur yang ditawarkan untuk menuju Bled. Tetapi, dari hasil obrolan dengan sopir taksi, kami memutuskan untuk naik taksi saja. Sebab, selain harga lebih murah, durasi kunjungan bisa diatur sendiri. Paket tur biasanya mematok harga 71 euro perorang dengan durasi kunjungan tiga jam. Dengan naik taksi, kami cukup membayar 100 euro pulang pergi dan taksi menunggu selama satu jam di lokasi.

Kami melaju dengan taksi Mercedes melalui highway yang sangat mulus. Dalam 30 menit kami sudah tiba di lokasi. 

Danau Bled tak terlalu besar. Tetapi, danau ini jadi indah dengan adanya pulau kecil di tengahnya. Di pulau tersebut berdiri sebuah kastil mini. Angsa dan itik berenang-renang di air yang jernih tersebut. Di tepian danau berjejeran pletna, perahu kayu tradisional, menunggu penumpang. Sayangnya, keinginan berperahu menuju ke kastil di tengah pulau tak kesampaian. Tukang perahu maunya mengetem dulu sampai kapasitas penumpang terpenuhi baru jalan. Halah, kok seperti di Indonesia saja! 

Akhirnya kami jalan kaki saja menghirup udara musim gugur. Kami menyusuri pedestrian di pinggiran danau sembari mengagumi ciptaan Allah SWT, baik keindahan danau maupun keindahan bunga-bunga sepanjang pedestrian.

Masih ada beberapa destinasi yang tidak sempat kami kunjungi mengingat sedikitnya waktu luang. Di antaranya, wisata gua di Postojna, Kamnik dan Skofja Loa, kota tertua di Slovenia yang dipenuhi bangunan zaman Romawi.  

Blusukan Mencari Makanan Halal

Penduduk Muslim di Ljubljana hanya sekitar lima persen. Maka urusan makanan halal harus disikapi dengan serius. Atas pertimbangan ini pula, kami memilih menginap di Hotel Grand Union Bussiness, tak jauh dari Center. Hotel ini terbilang mahal, tetapi menyediakan daging halal pada hidangan sarapannya. Di depan RG (sebutan untuk gedung konferensi) di Dunajska Cesta ada kios penjual Doner Kebab. Penjualnya Imran, seorang Muslim. Ia menjamin daging kebabnya halal. Saya mendatangkan khusus dari Jerman, ujarnya.

Masih di Dunajska Cesta No 105/107, berjarak lebih kurang satu kilometer dari RG terdapat sebuah restoran Timur Tengah. Resto Habibi namanya. Pemiliknya, Ahmad, pemuda Mesir yang menikah dengan mualaf Ljubljana. Usia restoran ini baru enam bulan. Belum ada website.  Kami baru punya Facebook, katanya saat kami utarakan sulitnya mencari resto halal. Hidangannya sebagaimana resto Timur Tengah pada umumnya dengan harga yang tidak terlalu mahal. Di resto ini kartu kredit saya (dari bank besar pelat merah) bisa berfungsi. Alhamdulillah. Di tempat makan halal inilah kami sekalian mendirikan shalat jamak qashar.

Tempat makan halal yang pertama kali kami kunjungi setelah menginjakkan kaki di Kota Ljubljana adalah resto bergaya Balkan, tepatnya Bosnia. Resto ini  di Cesta Andreja Bitenca No 70, sangat sepi, dan jauh dari jalan raya. Meskipun begitu, restonya cukup apik dan pelayanan ramah dan profesional. Di salah satu sisi dinding tertutup dengan foto masjid di Bosnia. Di sisi depan resto terdapat mushala. Jadi, sambil makan siang bisa sekalian shalat di mushala tersebut. Menu yang kami nikmati siang itu adalah bosanski lonac. Makanan berkuah berisi daging dan sayuran semacam caserole ini nikmat dimakan hangat bersama roti.   

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement