Kamis 08 Dec 2016 17:00 WIB

Pantau Anak Saat Liburan

Red:

Asyik berlibur bersama keluarga  jangan sekali-kali mengabaikan  keselamatan. Justru hal ini sangat penting, apalagi bagi mereka yang membawa bayi dan anak-anak saat berlibur ke pantai atau pegunungan.

Sosiolog, Muzni Umar mengatakan, untuk menjaga keselamatan diri ketika berlibur hal utama yang harus dilakukan adalah berdoa ketika ke luar rumah. Bahkan, saat dalam perjalanan sekalipun baik itu dengan kendaraan pribadi, kereta, pesawat, atau angkutan umum sebaiknya berdoa sebelum berangkat dan selama dalam perjalanan. "Mudah-mudahan selamat sampai ke tujuan dan kembali ke rumah," ujarnya.

Ketika  di perjalanan, ia menyarankan sebaiknya selalu waspada akan tindak kejahatan. Ada saja kejahatan yang mungkin mengintai selama perjalanan. Terutama bagi yang menggunakan transportasi massal. Misalnya, ada yang berniat jahat mengambil barang atau mencuri uang Anda. Bukan saja diperjalanan, di hotel atau penginapan lainnya juga hal itu bisa saja terjadi.

"Hati-hati saat libur, banyak kemungkinan hal-hal yang tidak diinginkan, barang bisa saja diambil, paspor Anda hilang atau uang dicuri," ujarnya pria yang menjabat  Rektor Univesitas Ibnu Chaldun Jakarta ini.

Karena itu, Muzni menyarankan untuk tidak membawa uang tunai berlebihan. Bawa uang secukupnya. Siapkan ATM yang bisa mengambil uang di mana saja. "Disarankan juga agar tidak memakai perhiasan berlebihan, yang bisa menjadi incaran para penjahat."

Disebutkan, para pelancong  atau yang ingin berlibur sebaiknya menggunakan pakaian yang sewajarnya dan tidak

berlebihan. Dan, sesama anggota keluarga sebaiknya saling mengingatkan dan saling menjaga.

Bagi Anda yang bekerja, ketika berlibur sebaiknya  melupakan pekerjaan sementara. Luangkan waktu untuk

berbincang, mengobrol, dan bangun komunikasi dengan anggota keluarga lainnya. "Saat liburan adalah saatnya membangun momen tersebut," ujarnya.

Dia juga mengingat, agar senaniasa menunaikan shalat meskipun harus melakukan qasar. Jangan sampai karena asyik berlibur lalu lupa atau sengaja meninggalkan kewajiban shalat. 

"Niat liburan atau istirahat nikmati sebaik-baiknya. Setelah libur

semangat baru tumbuh, selama perjalanan bisa menimba pelajaran, untuk membangun masyarakat, meningkatkan kesempurnaan dalam kemajuan diri, keluarga juga bangsa," ujarnya.

Muzni menambahkan, selain memerhatikan keselamatan, sebaiknya juga menjaga keamanan rumah yang ditinggalkan. Titip rumah pada penjaga keamanan atau tetangga. "Dan, jangan lupa matikan listrik, stop kontak, dan lainnya, serta tutup pintu

dan jendela."

Makna dan manfaat libur

Psikolog Anak, Nadya Parmudita mengatakan, pada dasarnya makna liburan adalah keluar dari rutinitas sekolah ataupun pekerjaan, meluangkan waktu bersama dan membangun kebersamaan.

Liburan, menurut dia, memiliki manfaat bagi orang tua dan anak.

Karena pada dasarnya semua orang butuh refreshing, perlu istirahat dan keluar dari rutinitas. Supaya pikiran lebih cerah, badan lebih fresh dan balik kerja lebih semangat dan fresh. Begitu juga ketika kembali ke sekolah anak lebih ceria. Selain itu, liburan juga menjadi pengalaman baru bagi anak  orang tua, sehingga bisa menambah wawasan.

Bukan hanya itu, bonding atau ikatan antara orang tua dan anak juga lebih lebih dekat. Biasanya, di rumah anak lebih stresfull ketika orang tua memaksa makan atau belajar. Nah, keluar rumah bisa makan di luar, tentu hal itu akan lebih menyenangkan, tanpa tertekan. "Anak dan orang tua akan lebih dekat karena mengalami perjalanan bersama," ujarnya.

Perjalanan itu juga akan menjadi cerita yang terus berlanjut dalam keluarga. Jadi, bisa menjadi bahasan dalam keluarga, karena hal itu sesuatu yang menyenangkan. "Cerita akan berlangsung terus walaupun liburannya telah usai."

Agar liburan menyenangkan, Nadya menyarankan, orang tua lebih kreatif dan tahu kebutuhan anak dan lakukan hal yang belum pernah dilakukan anak. Misalnya, bawa mainan dari rumah dan  bermain bersama, seperti  main monopoli. Bisa juga bernyanyi bersama untuk menghindari kebosanan saat perjalanan yang panjang. Atau main tebak-tebakan.

Orang tua dan anak juga bisa belajar bersama saat liburan, misalnya pergi ke Bali dan belajar bersama mengenai wihara dan lainnya. "Sebelum melakukan perjanalan, jelaskan pada anak bahwa kita akan melakukan perjalanan berapa lama dan  ke mana saja," kata dia.        rep: Desy Susilawati, ed: Khoirul Azwar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement