Senin 05 Dec 2016 16:00 WIB

Pemerintah Uji Coba Aspal Karet

Red:

JAKARTA -- Pemerintah mulai melakukan uji coba penggunaan karet untuk pembangunan infrastruktur, khususnya pengaspalan jalan. Uji coba ini merupakan implementasi pemerintah dalam menerapkan kesepakatan tiga negara International Tripartite Rubber Council (ITRC) untuk meningkatkan konsumsi domestik karet alam.

Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Nurlaila Nur Muhammad mengatakan, uji coba pemanfaatan karet alam untuk campuran aspal telah dilakukan di Jl. Raya Sukabumi (Ruas Ciawi-Benda Km. 12), Kabupaten Bogor, Jawa Barat. "Kita ingin mengimplementasikan gagasan penciptaan permintaan dalam negeri terhadap komoditas karet," kata dia, Ahad (04/12). 

Gagasan tersebut disepakati tiga negara anggota ITRC, yakni Thailand, Indonesia, dan Malaysia pada pertemuan tingkat menteri di Kuala Lumpur, Malaysia, November 2014. Meningkatnya konsumsi baik domestik maupun global akan menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan sehingga harga karet bisa stabil.

Demo pengaspalan dilakukan sepanjang 200 meter di satu sisi ruas Ciawi-Benda selebar 3,5 m dengan ketebalan 4 sentimeter (cm). Rencananya, akan dilakukan uji coba skala  penuh sepanjang 4,2 kilometer. Campuran aspal yang digunakan merupakan jenis karet alam cair atau lateks sebanyak tujuh persen dan aspal yang digunakan untuk uji coba skala  penuh seberat 200 ton.

Ia menuturkan, ruas jalan tersebut diperkirakan menyerap karet alam sebanyak 840 kilogram. Pencampuran karet alam ke dalam aspal dapat menambah kekuatan jalan terhadap  cuaca dan beban.

"Penggunaan karet alam domestik pada produk berbasis karet alam meningkat, maka permintaan akan karet alam juga ikut meningkat sehingga produksi yang 85 persen berasal  dari petani mampu diserap dan petani bisa menikmati harga yang baik," kata Nurlaila.

Kementerian PUPR membuat kesepakatan dengan Kementerian Perindustrian dan Pusat Penelitian Karet Indonesia untuk merealisasikan penggunaan karet alam jenis crumb  rubber sebagai campuran aspal. Kemenperin akan berperan dalam menyediakan peralatan mesin milling karet dan masterbatch aspal karet, serta mendorong industri untuk  memproduksi aspal karet. Sementara, masterbatch akan dikembangkan Pusat Penelitian Karet.

Kementerian PUPR akan melaksanakan uji coba penerapan aspal karet dari crumb rubber skala terbatas sepanjang 100 m dan skala lapangan sepanjang 5 km. Kementerian  PUPR juga akan meneruskan penelitian untuk meningkatkan kadar karet alam dalam aspal karet.

"Targetnya agar campuran karet alam dalam aspal karet mencapai 15 persen dari total produksi aspal," kata dia.

Ia menegaskan, kerja sama akan terus dilakukan agar campuran aspal dengan karet alam jenis crumb rubber dapat terlaksana. Sebab, lebih dari 95 persen produksi karet alam  Indonesia adalah crumb rubber.

Produksi karet alam Indonesia pada 2016 diperkirakan mencapai sekitar 3,1 juta ton. Oleh karena itu, industrialisasi perlu terus dikembangkan agar campuran aspal karet alam dapat  diproduksi dalam skala besar.

Nurlaila menjelaskan, sejak menembus  harga 4,61 dolar AS per kg pada 2011, harga karet alam mengalami tren menurun hingga hampir mencapai 1 dolar AS per kg di awal 2016.  Sementara itu, realisasi ekspor karet alam Indonesia ke dunia sepanjang 2011-2015 juga mengalami tren menurun sebesar 24,58 persen.

Nilai ekspor karet alam pada Januari-September 2016 sebesar 2,38 juta dolar AS juga menurun 18,53 persen jika dibandingkan nilai ekspor pada periode yang sama tahun 2015  yang mencapai  2,92 juta dolar AS. Beberapa negara tujuan ekspor karet alam Indonesia antara lain Amerika Serikat, Jepang, Cina, India, dan Korea Selatan. rep: Melisa Riska Putri  ed: Satria Kartika Yudha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement