Senin 05 Dec 2016 16:00 WIB

Headshot, Lepaskan Diri dari Lingkaran Hitam

Red:

Seorang lelaki misterius terbangun setelah mengalami kondisi koma cukup lama. Dia terbangun dengan penuh ketakutan. Dia pun berusaha melepaskan semua alat medis yang terpasang di tubuhnya.

Sayangnya, karena tubuhnya masih lemah, ia terjatuh dari tempat tidur. Pada saat mendengar suara itu, seorang gadis cantik yang sejak tadi tertidur di sofa kamar perawatan rumah sakit itu kaget.

Dialah Ailin (Chelsea Islan), seorang mahasiswi kedokteran, yang merawat sang pemuda dengan telaten. Padahal Ailin tidak mengenal siapa pria ini. Ia ditemukan terdampar dalam kondisi sekarat dan terdapat luka tembakan di kepala.

Ailin memberi nama pemuda tanpa identitas dan hilang ingatan itu dengan nama Ishmael (Iko Uwais). Ketika hubungan keduanya mulai dekat, tanpa disadari nyawa Ishmael justru terancam.

Banyak pembunuh yang menginginkan kematiannya. Namun, Ishmael masih tidak memahami mengapa banyak orang yang ingin membunuhnya.  Ailin pun terseret pusaran masalah yang dihadapi Ishmael.

Bahaya dihadapi Ailin, ia diculik komplotan kriminal yang dipimpin oleh Lee (Sunny Pang), seorang bos mafia yang begitu misterius. Demi menyelamatkan Ailin, Ishmael mendatangi Lee. Perlahan-lahan ingatan Ishmael kembali, seiring usahanya menyelamatkan Ailin. Semua konfrontasi kekerasan yang dialami Ishmael, perlahan membuka kembali ingatannya.

Setiap kali menghadapi kawanan kriminal, Ishmael seakan menemukan kembali potongan memori, seperti menyatukan puzzle dalam bingkainya. Namun, justru potongan-potongan puzzle itulah yang mengingatkan kembali Ishmael akan masa lalunya.

Kawinkan Unsur Drama dan Laga

Film ini mencoba memberikan tawaran hiburan lain kepada penonton. "Kami sadar bahwa film-film Iko Uwais sebelumnya sukses secara internasional, itu sebabnya kami tidak ngin mengecewakan penonton dan penggemar Iko," ujar sutradara film ini, Timo Tjahjanto.

Namun, tantangan yang dihadapi Timo dan Kimo Stamboel yang juga sutradara film tersebut justru menumbuhkan keinginan menyelesaikan film dengan gaya mereka sendiri. Seperti ciri khas yang ditemui di film-film kedua sutradara yang seri disebut Mo Brothers.

Mereka akui, Headshot penuh adegan tembakan, tetapi yang terpenting adalah adegan laga yang dihadirkan di film ini. "Banyak pengalaman baru di film ini. Saya juga harus adegan drama serealisitis, dan mengombinasikannya dengan adegan laga semenarik mungkin," ujar Timo.

Mereka tak ragu menghadirkan adegan laga yang luar biasa rumit. Itu sebabnya, penataan koreografi laga menjadi sangat penting di film Headshot. Mereka yakin kemampuan Iko Uwais yang sudah teruji sebagai penata laga di film-film besar pun akan menghasilkan karya yang menawan.

Tak hanya itu, mereka juga minta latihan secara serius pemain-pemain yang terlibat dalam penggunakan senjata. Mereka datangkan ahli yang memang andal melatih penggunaan senjata api. "Memang sepele, tetapi di layar film hasilnya akan jauh berbeda untuk pemain yang terlatih atau tidak."

Selain menampilkan banyak action, film ini juga mengangkat segi drama antara Iko dan Chelsea. Dokter ini mulai tertarik pada Ishmael dan akhirnya Ishmael pun turut menyadari bahwa ia juga menyukai dokter ini dan berupaya menyelematkan gadis yang juga sudah menyelamatkan hidupnya.

Penuh Ketegangan

Begitu mendengar judul film ini rasanya begitu menegangkan. Tembak di kepala, seram memang. Film besutan sutradara Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel ini memang penuh darah. Bahkan, menegangkan dari awal film sampai akhir film. Republika pun mengakui Headshot berhasil memacu adrenalin penontonnya.

Setiap adegan laga yang disajikan oleh pemain  utama yang juga seorang  atlet silat, Iko Uwais, membuat penonton terperangah. Perkelahian alias koreografinya begitu apik dan terlihat begitu nyata.

Film ini membuat penonton mampu melihat keindahan seni bela diri terutama silat yang disajikan Iko. Gerakan yang ditampilkan Iko juga membuat penonton berdecak kagum. Bahkan, tak sedikit orang yang memberikan tepukan tangan meriah saat Iko mampu mengalahkan lawan-lawannya.

Selain Iko, peran Julie Estelle sebagai Rika juga sangat baik. Dia mampu menyeimbangkan gerakan Iko. Pertarungan duel mereka di tengah pantai tersaji begitu indah.

Film yang penuh darah ini bisa membuat penontonnya ngilu. Pukulan dan tendangan yang begitu kencang membuat penonton ikut teriak kesakitan. Apalagi saat para aktor laga ini memberikan akting seolah mematahkan tulang lawan.

Libatkan aktor asing

Headshot juga melibatkan pemain asal Singapura, Sunny Pang. Sunny banyak bermain film laga di Singapura, juga sutradara, dan sesekali menjadi koreografer laga di film-filmnya Termasuk bermain di serial sukses Code of Law.

Perpaduan pemain regional, distribusi secara global dan screening di festival film internasional, merupakan modal bagi Headshot menjadi film box office yang paling dinanti di tahun 2016 ini.

Hampir semua karakter di film Headshot memiliki peran yang pas. Termasuk saat mereka melakukan adegan laga. Ishmael menghadapi pasangan psikopat Tano (diperankan David Hendrawan) dan Tejo (Zack Lee) atau saat Ishmael menghadapi Besi (Very Tri Yulisman).

Juga fight Ishmael menghadapi Rika, menjadikan adegan laga yang  sangat menghibur. Meskipun adegan laga Ishmael menghadapi Mr Lee (diperankan Sunny Pang) berdurasi paling lama, justru di bagian ini Headshot mampu mengemas adegan laga sebagai klimaks cerita. Film ini akan hadir mulai 8 Desember 2016 di bioskop seluruh Indonesia dan mulai Maret 2017 akan beredar di dunia. Film ini produksi Screenplay Infinite Films tahun 2016. Ed: ichsan emrald alamsyah

***

Pengalaman Baru Chelsea

Chelsea Islan berperan sebagai love interest Ishmael, tokoh yang diperankan Iko Uwais. Berkat perannya sebagai Ailin, Headshot tidak hanya menawarkan indahnya drama adegan laga, tapi juga jadi lebih memikat.

Bagi Chelsea Islan, Headshot menjadi film pertamanya bergenre laga. Berperan sebagai Ailin seorang mahasiswi kedokteran yang merawat pemuda hilang ingatan. "Dalam film Headshot, saya dapatkan pemahaman baru soal film laga. Jadi, bagaimana harus bertahan membela diri dan melawan dalam satu adegan, seakan menjadi pelajaran baru dalam seni akting," ujar dia.

Menurut dia, adegan yang paling menantang dalam film ini adalah saat dirinya di dalam penjara setelah diculik oleh kawanan Lee (Sunny Pang). Disini dia harus bisa bertahan, bertarung demi berusaha menyelamatkan diri sendiri.

"Ini sangat menantang harus tahu tempo dan ritme. Sudah ada koreografi sendiri. Hafalin itu semua. Jaga stamina karena harus retake. Menantang buat saya pribadi," ujarnya.

Karena itu, Chelsea mengaku film ini sangat berharga untuk dirinya. Ketika diminta menyebutkan tiga kata untuk film ini, Chelsea menyebutkan unik, inovatif, dan tegang. "Semoga semuanya senang banget nonton film Headshot. Kita berharap bisa diterima positif dan diterima masyarakat Indonesia," kata dia. ed: ichsan emrald alamsyah

***

Pemeran sekaligus Koreografer

Siapa tak kenal Iko Uwais, seorang atlet bela diri pencak silat yang ternama. Iko kini juga terkenal sebagai aktor film laga juga koreografer film laga, bukan lagi level nasional, melainkan juga internasional.

Dalam film terbarunya Headshot, Iko menjadi pemeran utama sekaligus koreografer film tersebut. Diakui Iko Uwais, Timo, dan Kimo sebagai sutradra film tersebut lebih banyak memberikan keleluasaan dalam penggarapan adegan laga.

"Saya harus bisa menjadikan adegan laga yang nampak seperti biasa menjadi luar biasa. Urusan koreografi laga, kami dituntut harus lebih kreatif. Kami harus memikirkan scene laga yang belum pernah dibuat sebelumnya. Biar tidak terkesan seperti pengulangan. Kami masih pergunakan bela diri silat sebagai dasar adegan laga meskipun tidak murni silat," kata Iko dalam konferensi pers pekan lalu.

Iko mengaku agak kesulitan saat menata laga karena ia merancang detail adegan laga dalam waktu yang sangat singkat.

Itu pun menata laga pemain yang memiliki karakter dan dasar beladiri yang beragam. Alhasil, Headshot tetap menjadi tontonan film laga yang menawan. "Sedikit berbeda dibandingkan film laga romantis yang saya perani sebelumnya. Headshot menawarkan scene-scene dan emosional," ujar Iko. Oleh Desy Susilowati  ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement