Ahad 04 Dec 2016 17:02 WIB

Menaklukkan Dinginnya Rusia

Red: Firman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dingin dan misterius. Begitu yang tergambar setiap kali mendengar nama 'Rusia' diucapkan. Soal dingin memang benar, tapi Rusia ternyata tidak semisterius dugaan saya. Salju menyambut kedatangan kami di Bandara Demodedovo, Moskow, Selasa (15/11).

Suhu -4 derajat Celcius  saat itu. Bagi saya yang biasa hidup di Indonesia, cuaca di Moskow bukan main dinginnya. Segala peralatan tempur musim dingin di Rusia sudah saya siapkan ketika pesawat kami transit di Dubai. Di Dubai, saya sudah melapisi pakaian Indonesia alias baju tipis dan jaket secukupnya dengan longjohn, pakaian dalam untuk musim dingin.

Dibutuhkan waktu sekitar 18 jam perjalanan dari Jakarta hingga menginjakkan kaki di Moskow. Penerbangan Jakarta menuju Dubai ditempuh hampir delapan jam. Disusul perjalanan Dubai hingga ke Moskow memerlukan waktu sekitar lima jam.

Saya bersama 39 orang lain mengikuti tur Elhijab, sebuah perusahaan fashion Muslim asal Bandung yang setiap tahun rutin menggelar trip sebagai reward bagi mitra-mitranya. Tahun ini Elhijab sengaja memilih Rusia sebagai tujuan trip. Awalnya, CEO Elhijab Elidawati menginginkan trip ke Jepang. Tetapi, setelah melakukan jajak pendapat, rupanya Rusia lebih mengusik rasa ingin tahu para mitra.

Kami didampingi oleh empat orang pemandu. Pemandu utama, Eko Hardjanto, tinggal di Belanda. Dia mengajak dua rekannya, yakni Akhir Pebriansyah yang tinggal di Praha dan Stevia Sutanto yang juga tinggal di Belanda. Sampai di Moskow, kami berkenalan dengan Rina Serova, seorang WNI yang sudah tinggal 12 tahun di Rusia.

Belum sempat menginjakkan kaki di hotel, kami langsung dibawa menuju pusat kota  dengan bus, melihat cantiknya Moskow pada malam hari. Kremlin Moskow adalah lokasi yang kami tuju.

Umumnya pusat kota, Moskow juga mengalami kemacetan. Di Moskow bus tak bisa  sembarang parkir. Demi menghemat waktu, kami pun berjalan sekitar 500 meter dari lokasi bus menuju Kremlin Moskow. Pemandangan pertama yang kami lihat adalah bangunan megah, ikonik dengan desain unik nan cantik. Ini seperti dunia kartun ala film Disney yang muncul nyata di depan mata.

Kami sampai di Lapangan Merah  Kremlin Moskow. Lapangan Merah adalah sebutan untuk lokasi di sekitaran Kremlin Moskow. Kami berfoto-foto dengan latar belakang kremlin di Lapangan Merah. Kremlin sendiri dalam bahasa Rusia berarti istana atau bisa juga dimaknai sebagai benteng pertahanan. Kremlin hampir selalu ada di semua kota besar di Rusia. Lokasi umumnya ada di pusat kota dan menjadi ikon kota.

Kremlin di Moskow merupakan kremlin yang paling populer di Rusia. Di kompleks ini, presiden Rusia menjalankan tugasnya sehari-hari. Di tempat ini terdapat Museum Lenin, Taman Alexander, Api Abadi, Gereja Saint Basil. Gereja Saint Basil sangat terkenal dengan loncengnya. Lonceng gereja berbunyi setiap satu jam sekali. Ada pula lonceng yang berbunyi setiap 30 menit. Sayang, ketika kami berada di sana, tidak sempat mendengar suara lonceng satu dentang pun.

Suhu yang amat dingin memaksa kami tidak bisa berlama-lama di luar. Kami pun berlindung di Mal GUM yang masih di sekitar kremlin. Mal GUM merupakan pusat perbelanjaan yang paling elite di Moskow. Di tempat ini segala barang-barang bermerek dijual. Ada pula beberapa tempat makan ala Rusia di sini.

Selain kremlin di Moskow, kremlin di Distrik Ismailovo, Kota Moskow yang juga cukup populer. Kami mengunjungi Kremlin Ismailovo keesokan harinya. Di sekitar Kremlin Ismailovo, berjajar limosin yang biasanya dimanfaatkan untuk foto-foto pre-wedding. Ada pula semacam kantor urusan agama di dalam kompleks Kremlin bagi pasangan-pasangan yang ingin menikah secara legal. Ada pula tempat yang disediakan bagi pasangan yang baru saja menikah untuk berpesta sederhana di sekitar kremlin. Pasangan juga bisa berpesta di limosin.

Selain ada beberapa museum, di Kremlin Ismailovo juga ada pasar yang menjual berbagai cenderamata  khas Rusia dengan harga terjangkau. Pasar di Kremlin Ismailovo bukanlah tempat jual-beli suvenir yang paling terkenal. Tempat yang paling terkenal di Rusia terletak di Jalan Arbat. Kami tidak mengunjungi tempat itu, tetapi membeli cenderamata di kompleks Ismailovo tidaklah mengecewakan. Boneka matrioska yang sangat tersohor di Rusia bisa didapatkan di tempat ini sekitar 400 rubel. 

Mencicipi Nuansa Religi di Moskow

Rusia sebagai bekas Uni Soviet dikenal sebagai nenek moyang lahirnya paham komunis. Di negara ini pula agama dan sistem kehidupan dipisahkan. Di sekolah, para siswa tidak diajarkan pelajaran agama. Tetapi, bukan berarti masyarakat Rusia ateis. Gereja dan masjid banyak dijumpai di Rusia. Para siswa umumnya belajar agama dari kunjungan tempat ibadah. Di Rusia, rumah ibadah juga difungsikan sebagai museum. Di Kota Moskow, banyak terdapat gereja umat Kristen ortodoks. Gereja dengan atap kubah seperti masjid. Perbedaannya ada pada tanda salib di bawah kubah. Penganut Kristen ortodoks juga mengenakan busana seperti perempuan berjilbab.

Destinasi pertama wisata religi yang kami kunjungi di Rusia adalah Masjid Katedral Moskow. Trip yang saya ikuti membawa misi Hijab for the World. Masjid ini adalah masjid terbesar di Eropa. Katedral artinya tempat berkumpulnya banyak orang. Secara sederhana, masjid ini bisa dibahasakan seperti Masjid Raya Moskow. Masjid yang mampu menampung 10 ribu jamaah ini berlokasi di sebelah Olympic Indoor Stadium di pusat Moskow.

Masjid Katedral Moskow awalnya dibangun pada 1904, kemudian direstorasi pada 2005 dan diresmikan pada 2015 oleh Presiden Rusia Vlamidir Putin. Masjid Katedral terdiri dari empat lantai. Di lantai pertama, jamaah bisa menitipkan sepatu dan jaket.

Di lantai kedua, tempat shalat untuk jamaah pria. Lantai ketiga difungsikan sebagai tempat shalat jamaah wanita. Lantai ketiga difungsikan sebagai museum dan lantai keempat difungsikan sebagai tempat shalat jamaah pria.

Para pengunjung non-Muslim dipersilakan mengunjungi lantai ketiga untuk melihat-lihat museum Masjid Katedral Moskow. Di museum inilah pengunjung bisa menyaksikan bagaimana proses pembangunan masjid dan seperti apa ajaran Islam. Di sekitar masjid, terdapat kafe dan tempat penjual suvenir. Pengunjung bisa membeli cenderamata  khas masjid katedral di toko tersebut.

Kami juga mengunjungi gereja ortodoks tertinggi di dunia. Gereja katedral dengan tinggi 103 meter ini adalah  Cathedral of Christ the Saviour. Ornamen di dalamnya sangat mewah berlapis emas. Tulisan-tulisan di dalam gereja ini ditulis dalam bahasa Rusia kuno yang menurut pemandu wisata kami juga hanya bisa dimengerti oleh orang-orang Rusia zaman dulu. Oleh Dwi Murdaningsih  ed: Nina Chairani

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement