REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Menarik diri dari dunia balap yang sudah membesarkan namanya bukanlah perkara mudah bagi Nico Rosberg. Juara dunia balap paling bergengsi di kolong langit, Formula 1 (F1) musim 2016 ini mengatakan, keputusan yang ia buat sebenarnya sangatlah berat.
Namun, sosok 31 tahun ini tak menampik, pikiran untuk pensiun memang sempat terlintas sebulan sebelum musim 2016 berakhir. Tepatnya saat dia memenangi seri di Suzuka, Jepang 9 Oktober lalu. Ketika itu, kemenangan tersebut membuat dia makin kokoh di puncak klasemen sementara.
Jarak dengan peringkat kedua, Lewis Hamilton yang dua tahun belakangan selalu berdiri di depannya pun menjauh jadi 33 angka. "Sejak balapan di Suzuka, gelar sudah hampir di tangan saya. Mulai saat itulah semua tekanan terasa lebih berat. Tapi saya pun mulai berpikir, jika saya jadi juara dunia, maka saya akan mengakhiri karier saya musim ini," kata Rosberg melalui akun Facebook-nya dilansir the Telegraph, Jumat (2/12).
Hingga akhirnya tiba balapan pamungkas di Abu Dhabi 27 November lalu, pemilik catatan 25 tahun berkarier di dunia balap ini pun mulai berkendara lepas dalam membalap. Semua tekanan untuk jadi juara dunia dia ringankan. “Saya tahu saat itu akan jadi balapan terakhir saya. Saya lalu memacu mobil, menikmati semua bagian dari balapan dan melahap 55 lap terakhir dalam karier saya dengan penuh intensitas," kata dia.
Rosberg melanjutkan, usai balapan di Abu Dhabi gelar dunia pun digenggam. Raihan 385 angka yang ia panen dalam semusim tak sanggup dilampaui rekan setim sekaligus musuh bebuyutannya, Lewis Hamilton. Setelah itu, Rosberg memikirkan rencana pensiun dalam-dalam dan memberitahu keputusan pensiun kepada istrinya, Vivian dan Georg (pihak manajemennya).
Kedua orang yang ia percayai ini memahami keputusan Rosberg. "Sekarang saya di sini menikmati momen bahagia ini. Setelah ini, saya akan mencari jalan baru bagi hidup saya dan menantikan apa yang akan terjadi di depan sana," kata sang juara, menutup curahan hatinya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
