Sabtu 26 Nov 2016 17:47 WIB

Guru Jangan Merasa Digantikan Internet

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Damanhuri Zuhri
Internet
Foto: it.newbie.com
Internet

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Perkembangan pesat internet dan teknologi telah menyebabkan membludaknya arus informasi. Hal itu juga berpengaruh pada proses belajar mengajar yang materinya bisa diperoleh dengan mudah di dunia maya.

Namun, bukan berarti internet telah menggantikan posisi guru dan tenaga pengajar. Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Poppy Dewi Puspitawati mengatakan, para guru sebaiknya tidak merasa demikian.

"Cari informasi apapun bisa dengan mudah klik Google, tapi data itu masih mentah dan secanggih-canggihnya teknologi tidak bisa menggantikan posisi guru," kata Poppy yang dijumpai usai menjadi pembicara dalam Temu Ilmiah Nasional Guru (TING) ke-VIII tahun 2016 di UTCC, Tangsel, Sabtu (26/11).

Guru justru berperan penting dalam penguatan pendidikan karakter yang sudah menjadi kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, ujar Poppy, guru sebaiknya tidak membiarkan siswa mengakses internet tanpa pendampingan yang bisa berakibat berbahaya.

Poppy menyoroti bahwa guru harus menguasai teknologi digital terlebih dahulu daripada siswa. Apalagi, kemudahan akses digital sudah masuk sampai ke tingkat pelosok, sehingga anak mudah terpapar berbagai informasi dari dunia maya.

Jika dahulu penggalakan baca tulis hitung (calistung) mengemuka di dunia pendidikan, kini yang relevan ialah konsep 4C. Akronim dari critical thinking, creativity, communication, dan colaboration itu perlu diimbangi juga dengan literasi digital para guru.

"Ini adalah tantangan dan bukan sebuah kendala. Sejauh ini, pemerintah telah melakukan berbagai upaya seperti memberikan pelatihan kepada guru untuk pengayaan kemampuan IT melalui Pustekkom, termasuk di dalamnya pengembangan profesi guru melalui digital," kata ia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement