Sabtu 26 Nov 2016 12:54 WIB

Merck Bantu Tingkatkan Kapasitas Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Dwi Murdaningsih
Diabetes
Foto: Boldsky
Diabetes

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka memperingati Hari Diabetes Sedunia 2016 yang jatuh pada 14 November, perusahaan sains dan teknologi, Merck, bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Cabang Jakarta Raya (PAPDI Jaya) mengadakan seminar untuk meningkatkan kapasitas para dokter spesialis penyakit. Workshop bertema 'Optimizing Patient Benefit in Type-2 Diabetes Management' tersebut diadakan pada hari Ahad (20/11).

Ketua PAPDI Jaya Ari Fahrial Syam mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat dalam memberikan perkembangan terkini mengenai penyakit diabetes dan cara penanganannya melalui manajemen Diabetes Melitus (DM) Tipe 2. Manajemen ini tidak hanya semata-mata bertujuan untuk menurunkan ataupun menjaga kadar glukosa darah mendekati normal, namun juga untuk mencegah berkembangnya komplikasi penyakit.

"Kami percaya semua pasien DM Tipe 2 berhak mendapatkan terapi pengobatan yang optimal, sehingga mereka tetap dapat menikmati hidup yang berkualitas, dan itu merupakan tanggung jawab kita bersama," kata Ari melalui siaran pers, Jumat (25/11).

Medical Director Merck Indonesia Dr. Risa Anwar menjelaskan dalam kegiatan ini dibahas bagaimana mendapatkan manfaat optimal dari terapi pengobatan Diabetes Melitus (DM) Tipe 2 yang tepat. Terapi metformin dengan dosis yang tepat telah terbukti secara signifikan membantu menurunkan risiko mortalitas dan morbiditas jangka panjang, dibandingkan dengan terapi konvensional berupa diet dan perubahan gaya hidup.

Risa menjelaskan, dalam sebuah studi intervensi jangka panjang pada pasien DM Tipe 2 selama 20 tahun menunjukkan bahwa terapi metformin dengan dosis yang tepat memberikan manfaat proteksi kardiovaskular, diantaranya membantu mengurangi risiko kematian akibat diabetes sebanyak 42 persen, menurunkan risiko stroke sebanyak 41 persen, dan menekan risiko Miokard Infark sebanyak 39 persen.

"Pasien DM Tipe 2 diharapkan untuk berobat dan berkonsultasi dengan dokter ahli secara teratur. Dengan konsultasi yang teratur, dokter dapat memantau perkembangan kondisi pasien dan melakukan penyesuaian dosis pengobatan apabila diperlukan," kata dia.

Risa menambahkan, dengan kondisi ini diharapkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan dapat meningkat, dan pasien pun mendapat manfaat yang optimal dari terapi yang dijalankan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement