Senin 14 Nov 2016 11:24 WIB

Hanya 22 Persen SD dengan Fasilitas Sanitasi Memadai

Rep: umi nur fadhilah/ Red: Esthi Maharani
Siswa sekolah dasar.
Foto: dok republika
Siswa sekolah dasar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akses sanitasi sekolah belum menjadi prioritas penyediaan fasilitas belajar bagi siswa. Berdasarkan data pokok pendidikan (Dapodik) 2016, hanya 22 persen sekolah dasar (SD) di Indonesia dengan kondisi baik.

"Kondisi fasilitas SD, hanya satu dari empat SD dilaporkan berada dalam kondisi baik," kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Jakarta, Senin (14/11).

Ia menjelaskan, persoalan air bersih, sanitasi dan kesehatan masih menjadi persoalan di sekolah-sekolah. Ia merinci, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemkes), hanya 12 persen anak berusia 5-14 tahun mencuci tangan menggunakan sabun setelah buang air besar. Selain itu, sekira 14 persen anak di Indonesia mencuci tangan dengan sabun sebelum makan. Sementara 35 persen, anak-anak menggunakan sabun setelah makan.

Sementara berdasarkan Dapodik 2016, rerata rasio jamban di sekolah yakni, satu jamban untuk 90 siswa. Padahal, berdasarkan peraturan menteri pendidikan pendidikan Nomor 24 Tahun 2007, mensyaratkan rasio satu jamban untuk 60 siswa laki-laki, serta satu jamban untuk 50 siswa perempuan. Selain itu, hanya 65 persen sekolah di Indonesia punya jamban terpisah untuk laki-laki dan perempuan.

Hamid mengatakan, sekolah yang minim fasilitas jamban, yakni SD inpres yang tidak punya standar jamban. Ia mendorong pemerintah daerah (Pemda) untuk melengkapi fasilitas sekolah itu melalui APBD, DAK, serta BOS.

"Selama ini sudah melalui APBD, DAK, BOS atau APBN. harapannya, dalam satu atau dua tahun ini tak boleh ada sekolah yang tak punya jamban," ujar Hamid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement