Senin 14 Nov 2016 08:34 WIB

Sarapan Pagi Pengaruhi Mood dan Kendalikan Berat Badan

Rep: Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
Sarapan sereal.
Foto: Pixabay
Sarapan sereal.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sarapan pagi masih dianggap sepele oleh sebagian besar masyarakat. Padahal pada pagi hari, nutrisi pada makanan lebih mudah terserap sebagai energi untuk beraktivitas.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Kota Bogor, Edi Dharma mengatakan, banyak manfaat yang didapat dengan sarapan pagi. Selain untuk sumber energi kegiatan di pagi hari, sarapan juga dapat memperbaiki mood atau perasaan seseorang. Jika seseorang beraktivitas sebelum sarapan kecenderungan emosinya akan labil, Berbeda dengan orang yang mengkonsumsi sarapan, dimana emosi menjadi lebih stabil.

“Mood manusia juga dipengaruhi dari sarapan. Sarapan juga bisa mengendalikan berat badan karena saat makan siang bisa lebih selektif memilih makanan,” kata Edi.

Sebaliknya, jika tidak sarapan metabolisme tubuh bisa terganggu yakni glukosa menjadi rendah yang membuat asam lambung naik dan menjadi maag kronis. Menurut Edi sebaiknya orang tua sudah mempersiapkan masakan sejak malam yang bisa dimakan saat sarapan.

“Ibu harus bisa menyiapkan waktu sarapan bersama keluarga. Jangan sampai membiarkan anak sekolah dengan perut kosong alias lapar saat belajar,” kata Edi mebambahkan.

Kemarin, Ahad, Bogor menjadi kota puncak Roadshow Energen 'Sarapan Pagi Sebelum Jam 9'. Kampanye juga untuk memberikan edukasi pentingnya sarapan pagi sebelum pukul 09.00 sekaligus memperhatikan kandungan gizi sarapan kepada masyarakat Bogor.

Lewat aksi edukasi ini seluruh peserta bersama-sama sarapan Energen sebelum melakukan jalan sehat dan senam sehat. Di samping berolahraga bersama, dalam event ini peserta juga bisa mengecek gizi, mengikuti game, lomba mewarnai dan wahana permainan untuk anak-anak serta memperebutkan doorprize.

“Banyak yang belum peduli dan mengabaikan sarapan pagi. Jika terus begitu efek jangka panjangnya tidak baik untuk kesehatan,” tambah Hilman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement