Rabu 26 Oct 2016 12:32 WIB

Benarkah Duduk Bisa Membunuh?

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Duduk terlalu lama tidak baik bagi kesehatan.
Foto: Womanitely
Duduk terlalu lama tidak baik bagi kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini kita dibombardir berbagai alasan untuk duduk, mulai dari bekerja di kantor, mengemudi, bermain video gim, dan menonton televisi. Duduk adalah salah satu kegiatan paling rutin dilakukan manusia.

Dilansir dari Womanitely, baru-baru ini, seseorang bisa duduk hingga sembilan jam atau lebih, lebih lama dari rata-rata jam tidur orang dewasa. Penelitian ilmiah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan duduk jangka waktu lama, sekitar dua jam pada satu waktu atau lebih dari 8-12 jam sehari bisa meningkatkan sindrom metabolik hingga 85 persen.

Sindrom metabolik adalah beberapa kondisi yang terjadi seperti peningkatan tekanan darah, peningkatan gula darah yang tinggi, kelebihan lemak dalam tubuh di sekitar pinggang, dan peningkatan kadar kolesterol yang tidak biasa. Dampak buruk lain dari duduk terlalu lama adalah obesitas di mana tingkat obesitas di dunia meningkat sejak 1980-an hingga 2000-an.

Kolesterol jahat meningkat akibat duduk terlalu lama. Duduk lebih dari tiga jam nonstop meningkatkan risiko kematian akibat jantung hingga 64 persen. Duduk terlalu lama juga meningkatkan risiko kanker, kecemasan, dan depresi. Anda perlu membakar kalori untuk memastikan tubuh tetap aktif.

Buatlah kebiasaan berdiri, melakukan peregangan, jalan cepat, dan menghindari skenario di mana Anda harus duduk dalam waktu lama. Jangan malas karena gaya hidup salah harus diperangi. Peregangan yang bisa dilakukan mulai dari gerakan yoga sederhana, jogging naik turun tangga, berkebun, membersihkan lampu, atau mencuci mobil. Singkatnya, duduk adalah penyakit yang bisa dikontrol secara sederhana, cukup berdiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement