Selasa 25 Oct 2016 07:00 WIB

Cerita Penderitaan Jamaah Haji di Pulau Onrust

Barak karantina haji di Pulau Onrust
Foto: Kementerian Agama
Barak karantina haji di Pulau Onrust

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Bukan hanya banyak jalan ke Roma, tapi juga ke Onrust. Salah satu pulau di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, ini terletak 14 km dari Jakarta. Pulau yang semula luasnya 12 ha ini kini tinggal 7,5 ha akibat abrasi. Mendatangi pulau yang dijadikan taman arkeologi itu dapat dilakukan melalui tiga pelabuhan: Marina Ancol, Angke, dan Muara Kamal. Yang paling dekat melalui pelabuhan Muara Kamal.

Hanya dengan menggunakan perahu tradisional dapat dicapai dalam waktu 10 sampai 15 menit saja. Maklum, Onrust yang dalam Belanda berarti 'tanpa istirahat' ini merupakan kawasan Kepulauan Seribu yang terdekat dengan pantai Jakarta.

Pada musim haji sekarang sengaja kita ketengahkan pulau ini karena merupakan salah satu pulau yang punya nilai sejarah dalam lintasan haji di Tanah Air. Kisah Onrust dimulai pada awal abad ke-20, ketika terjadi wabah pes di Malang, Jawa Timur, yang semula diduga berasal dari kapal yang membawa jamaah haji dari tanah suci.

Ternyata wabah akibat tikus ini berasal dari kapal yang mengangkut beras dari Rangon (kini Yangon), Birma (kini Myammar). Tapi, bagaimana pun Belanda tetap ingin mengkarantina para jamaah haji sepulang mereka dari tanah suci. Dan Onrust yang dianggap sebagai pulau terpencil dipilih sebagai tempat itu.

Selama karantina mereka harus tinggal di pulau ini selama lima hari. Bahkan kadang-kadang lebih lama lagi tergantung kesehatan para jamaah bersangkutan.

Pembangunan karantina Onrust menelan biaya 607 ribu gulden, yaitu sebanyak 35 barak yang dapat menampung 3500 jamaah haji. Begitu rampung dibangun pada 1911, Onrust langsung digunakan saat itu pula. Pulau tempat pertama kali VOC mendarat sebelum menaklukkan Jakarta pada abad ke-17 ini selama 29 tahun (sampai 1940) berubah fungsi menjadi karantina haji.

Kini di pulau tersebut masih dijumpai sisa-sisa barak yang sudah porak poranda. Yang masih berdiri kokoh hanya sebuah rumah yang dulu digunakan untuk para dokter karantina haji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement