Jumat 21 Oct 2016 15:21 WIB

Menristekdikti Ingin Kampus Beri Beasiswa Lengkapi Bidikmisi

Rep: Nur Aini/ Red: Dwi Murdaningsih
???Menristekdikti M Nasir mengunjungi penerima beasiswa bidikmisi Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh, Jumat (21/10).
Foto: Republika/nur aini
???Menristekdikti M Nasir mengunjungi penerima beasiswa bidikmisi Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh, Jumat (21/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir meminta perguruan tinggi turut memberikan beasiswa kepada mahasiswanya. Beasiswa tersebut dapat membantu calon mahasiswa yang berprestasi namun ekonomi kekurangan dan tidak mendapat bantuan pendidikan mahasiswa miskin berprestasi (Bidikmisi).

Dia mengatakan universitas dan seluruh perguruan tinggi di Indonesia mendapatkan kuota Bidikmisi maksimum 20 persen dari total mahasiswa yang diterima. "Kami beri rata-rata 10 persen beasiswa bidikmisi (dari totak mahasiswa) karena anggaran juga terbatas. Makanya perguruan tinggi bisa bantu beri beasiswa dengan bebaskan SPP atau SPP murah," ujarnya saat mengunjungi rumah penerima beasiswa bidikmisi di Banda Aceh, Aceh, Jumat (21/10).

Menurut Nasir, Bidikmisi merupakan program pemerintah untuk entaskan pendidikan khususnya perguruan tinggi bagi anak Indonesia yang memiliki potensi akademik baik tetapi ekonomi belum beruntung. "Di sini pemerintah hadir untuk anak yang akademiknya baik. Harapan saya bisa bangun daerah masing-masing, bangun Indonesia ke depan. Semua anak Indonesia memiliki potensi sama untuk pendidikan, baik yang miskin dan kaya," ungkapnya.

Rektor Universitas Syiah Kuala, Samsul Rizal mengatakan saat ini ada 700 mahasiswa setempat yang bebas biaya SPP tetapi tidak menerima Bidikmisi. Sedangkan, mahasiswa penerima Bidikmisi mencapai 5.803 orang dari 32 ribu mahasiswa. "Jumlah penerima Bidikmisi sudah lebih dari 20 persen, sekitar 23 persen untuk mahasiswa S1," ujarnya.

Dia mengungkapkan banyak mahasiswa penerima Bidikmisi yang mencatatkan prestasi. Bahkan, dia mencatat empat mahasiswa Universitas Syiah Kuala yang memiliki Indeks Prestasi Akademik lebih dari 3,9. "Kalau yang IPK-nya 3,5 ke atas mungkin 100an," ujarnya.

Menurutnya, hampir semua penerima Bidikmisi memiliki orang tua yang tidak mampu secara ekonomi. Di universitasnya, kata dia, penerima beasiswa telah mencapai 30 persen. "Kita gratiskan SPP bagi mahasiswa yang orang tuanya tak mampu atau miskin, secara nasional sudah lebihi kuota 30 persen untuk mahasiswa S1," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement