Rabu 19 Oct 2016 14:16 WIB

Muhammadiyah Minta Lulusan PTM Tingkatkan Kompetensi

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
kompetensi mahasiswa (ilustrasi).
Foto: simplyzestycy.com
kompetensi mahasiswa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Majelis Perguruan Tinggi dan dan Litbang PP Muhammadiyah Hudzaifah Dimyati menekankan pentingnya peningkatan kuliatas bagi para lulus Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) agar mampu bersaing di era globalisasi. Ia mengkhawatirkan ke depannya para lulusan PTM sulit mencari pekerjaan karena telah diisi oleh pekerja asing.

Ia mengingatkan akan datangnya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang membuat para pekerja dari seluruh kawasan ASEAN bersaing terbuka. Ia mencontohkan adanya pekerja kesehatan di Semarang yang ternyata berasal dari negara Filipina atau Thailand.

"Kalau tidak mamu meningkatkan kompetensi maka kehilangan pekerjaan, ini jadi bagian penting anda lulus maka tingkatkan kualitas dan kompetensi. Karena persaingan mencari pekerjaan akan semakin ketat dengan masuknya pekerja asing," katanya dalam orasi ilmiah saat acara wisuda Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Kota Tasikamlaya (UMTAS), Rabu (19/10).

Upaya peningkatan kualitas yaitu dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau riset. Guna menfasilitasi itu, ia menyebut Kemenkeu telah menganggarkan dana sebesar 2,1 triliun rupiah untuk program beasiswa S-2,S-3 maupun keperluan riset. Ia berharap lulusan PTM mampu bersaing dengan lulus perguruan tinggi lain untuk dapat memperoleh beasiswa tersebut.

"Ini peluang yang harus ditangkap oleh lulusan PTM agar bisa bersaing tak hanya di tingkat nasional tapi di tingkat internasional," ujarnya.

Sementara itu, rektor UMTAS Ahmad Qonit menjelaskan Indonesia saat ini tengah diberi kelebihan berupa bonus demografi yang artinya 70 persen rakyat Indonesia berada dalam usia produktif. Dengan begitu, ia ingin para lulusan UMTAS mampu berperan bagi pembangunan bangsa. Mengenai tingkat penyerapan tenaga kerja, ia mendata setidaknya para lulusan UMTAS rata-rata memperoleh pekerjaan paling lama dua bulan setelah kelulusan. Sehingga ia optimis para lulusan bukan malah menambah angka pengangguran.

"Kita melihat lulusan disini sudah memperoleh pekerjaan dalam waktu dua bulan kalau tahun lalu, diharapkan alumni yang sekarang juga sama," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement