Rabu 19 Oct 2016 09:52 WIB

Perempuan Muda Berisiko Tinggi Sakit Mental

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andi Nur Aminah
Perempuan sedang stres
Foto: flickr
Perempuan sedang stres

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data National Health Service (NHS) di Inggris menunjukkan perempuan muda lebih berisiko terkena penyakit mental. Satu dari lima perempuan muda dilaporkan mengalami gangguan mental, seperti depresi atau kecemasan pada 2014.

Perempuan muda juga memiliki tingkat stres tinggi pascatrauma, gangguan bipolar dan insiden bunuh diri. Secara keseluruhan, satu dari enam orang dewasa di Inggris terkena gangguan mental umum.

Studi ini menunjukkan kesenjangan gender pada penyakit mental laki-laki dan perempuan muda kian meluas. Pada survei yang dilakukan peneliti 1993, sekitar 19 persen perempuan dan delapan persen laki-laki berusia 16-24 tahun mengalami gejala gangguan mental umum.

Pada 2014, jumlah perempuan muda yang mengalaminya meningkat menjadi 26 persen, dan pria hanya sembilan persen. Ini berarti wanita tiga kali lebih mungkin memiliki gejala depresi dan kecemasan.

Dilansir Natural News, Rabu (19/10), penelitian ini melibatkan 7.500 orang dan dilakukan setiap tujuh tahun. Tren serupa ternyata juga terlihat di populasi Amerika Serikat.

Sepuluh persen dari yang disurvei menganggap obat bisa membantu mengatasi depresi atau kecemasan mereka. Ini adalah tren mengganggu karena proporsi penduduk pengonsumsi antidepresan kian tinggi. Padahal pil ini jika dikonsumsi jangka panjang terbilang berbahaya, misalnya risiko bunuh diri, pembunuhan semakin tinggi.

Kepala Informasi di Mind, sebuah yayasan amal untuk mereka yang bermasalah dengan kesehatan mental, Stephen Buckley mengatakan media sosial saat ini juga berkontribusi terhadap kesehatan mental anak muda. Ini karena banyak komentar negatif dan komentar yang tergesa-gesa dibuat. "Itu bisa memengaruhi kesehatan mental orang lain," katanya.

Hasil analisis NHS dari 12 studi epidemiologi penyakit mental di Oxford University menunjukkan wanita 75 persen lebih tinggi menderita gangguan kecemasan dibanding laki-laki. Banyak wanita yang menderita depresi atau kecemasan tidak menyadari bahwa mereka memiliki pilihan yang lebih aman daripada antidepresan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement