Selasa 18 Oct 2016 14:00 WIB

Program 5.000 Doktor Ditargetkan Tuntas 2024

Red:

JAKARTA — Program beasiswa 5.000 calon doktor bagi pendidik dan dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) ditargetkan tuntas pada 2024. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia secara keseluruhan.

Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama (Kemenag) Amsal Bahtiar mengatakan, setiap tahun program ini berjalan. Tahun ini pun sudah banyak yang mendaftar. Diharapkan, dengan semakin banyaknya doktor di Indonesia, kualitas pelayanan akan semakin meningkat. Kualitas dosen pun semakin tinggi.

"Tentu saja nanti kualitas secara keseluruhan juga semakin bagus. Prinsip dasarnya itu," ujar Amsal kepada Republika, belum lama ini.

Ia menerangkan, semakin banyaknya doktor di Indonesia akan berdampak baik pada dunia pendidikan. Nantinya ada akreditasi nasional dan internasional. Jika jumlah dosen yang bergelar doktor banyak, hal itu akan berpengaruh besar terhadap akreditasi program studi (prodi) dan institusinya.

Dijelaskan, program 5.000 doktor yang digulirkan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag ditargetkan selesai pada 2024, paling lambat 2025. Menurutnya, setiap tahun ada 600 sampai 700 peserta program 5.000 doktor.

"Targetnya memang besar, tetapi dana pemerintah atau APBN juga terbatas. Kadang-kadang jadi nggak maksimal," ujarnya.

Kasubdit Ketenagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kemenag Imam Safe'i mengatakan, peminat program 5.000 doktor sangat banyak. Sejauh ini, kata dia, kendala yang dihadapi program ini adalah anggaran yang terbatas. Tetapi, tahun ini ada peningkatan jumlah peserta program dibanding tahun lalu. Tahun lalu, jumlah pesertanya  452 orang, sedangkan tahun ini 527 orang.

"Untuk program tahun ini sudah berjalan. Pesertanya hampir semua sedang kuliah," katanya.

Cendekiawan Muslim sekaligus Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Didin Hafidhuddin mengapresiasi program 5.000 doktor. Ia menilai, program ini bagus sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas para dosen. Ia berharap, nantinya mereka menjadi cendekiawan Muslim yang dapat menambah khazanah, kekuatan, dan kebaikan untuk umat Islam.

"Saya berharap mereka betul-betul Islamic world view-nya bagus," ujar Didin.

Ia juga berharap, para penerima beasiswa dalam program ini tidak menjadi doktor yang cara berpikirnya malah meresahkan umat. Artinya, mereka diharapkan menjadi doktor yang membela kepentingan umat dan berbuat baik untuk umat di samping berbuat baik untuk institusinya.

Karena itu, ia mengingatkan, jangan hanya aspek pengetahuan yang ditingkatkan, tapi juga aspek amaliah dan perjuangannya. "Hal inilah yang harus dipikirkan juga oleh Kemenag," ujar mantan ketua umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) ini.

Ia juga mengingatkan, perguruan tinggi yang akan dijadikan tempat belajar para penerima beasiswa itu juga harus tepat. "Kalau sekadar doktor sudah banyak sebenarnya, yang kita perlukan adalah doktor yang berpihak pada umat," ujarnya.

Indonesia, menurut Didin, membutuhkan doktor yang dapat melanjutkan perjuangan umat dan meningkatkan kualitas umat. Jadi, bukan sekadar doktor kemudian mengeluarkan pernyataan yang dapat meresahkan umat atau hal-hal yang kontraproduktif.

Meski demikian, ia yakin, program 5.000 doktor akan berdampak baik pada dunia pendidikan di Indonesia. "Bagaimanapun Indonesia butuh sarjana yang berkualitas."     rep: Fuji Eka Permana, ed: Wachidah Handasah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement