Efisiensi Pergerakan Logistik Indonesia Menurun

Kamis , 13 Oct 2016, 14:57 WIB
Petugas sedang melakukan simulasi keamanan pengiriman mobil via jasa pengiriman kargo kereta api, di Stasiun Barang Kampung Bandan, Jakarta, Jumat (18/7).
Foto: dokrep
Petugas sedang melakukan simulasi keamanan pengiriman mobil via jasa pengiriman kargo kereta api, di Stasiun Barang Kampung Bandan, Jakarta, Jumat (18/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi XI DPR Ecky Awal Mucharam, merisaukan kinerja efisiensi dan efektivitas pergerakan logistik Indonesia yang merosot. Sebab, hasil Indeks Logistik Global atau Logistics Performance Index (LPI) 2016, yang dirilis Bank Dunia menunjukkan Indonesia menempati peringkat ke-63 dari 160 negara yang dipantau, dengan skor 2,98.

“Sangat menyedihkan, dua tahun terakhir Indeks Logistik Global kita merosot 10 peringkat. Padahal alokasi anggaran untuk infrastruktur sudah kita dukung untuk ditingkatkan dengan sangat besar," ucap Ecky menanggapi merosotnya Indeks Logistik Global tersebut, di Jakarta, Rabu (12/10) malam.

Karena itu, kata dia, pemerintah harus bekerja lebih baik dalam pelaksanaan proses pembangunan infrastruktur dan perbaikan masalah logistik tersebut. Karena ini akan berkaitan dengan harga-harga barang untuk rakyat.

Sebagaimana diketahui, LPI merupakan indeks yang penting untuk mengukur dan menentukan kinerja efisiensi dan efektifitas pergerakan logistik yang memiliki hubungan dengan pelayanan pengiriman logistik (supply chain) dan ekspor suatu negara.

Indeks ini dibangun berdasarkan hasil survei yang dilakukan kepada 1,051 orang professional dalam industri logistik negara-negara di wilayah operasinya. Baik capaian skor maupun peringkat, LPI Indonesia menurun drastis jika dibandingkan dengan tahun 2014 saat skor Indonesia mencapai 3,08 dan berada di peringkat ke-53.

Sementara di Asean, untuk tahun 2016 Indonesia berada di posisi ke-4 setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand tetapi dengan jarak skor yang cukup jauh. "Artinya selama dua tahun ini tingkat efisiensi dan efektifitas logistik terutama pergerakan barang di Indonesia pada Pemerintahan Pak Jokowi-JK mengalami penurunan," kata dia.

Mestinya, lanjut Ecky, pemerintahan sekarang mengambil langkah serius terkait hal ini. Pemerintah telah berbicara besar terkait masalah logistik ini dan menjadikannya prioritas. Tetapi faktanya kinerjanya memburuk.

Laporan Bank Dunia tersebut memberikan enam ukuran dan parameter penilaian komponen LPI, yang terdiri dari efisiensi pengurusan bea dan cukai, kualitas infrastruktur perdagangan dan transportasi, kemudahan mengatur pengiriman barang internasional dengan harga kompetitif, kompetensi dan kualitas pelayanan logistik, kemampuan pelacakan dan penelusuran barang, dan ketepatan waktu pengiriman barang atau jasa.

"Kalau kita dekomposisi, telah terjadi penurunan di empat komponen LPI Indonesia yaitu pelayanan di bea dan cukai, infrastruktur, logistik, dan ketepatan waktu," kata dia.