Ahad 09 Oct 2016 11:54 WIB

Ini Dampak Buruk Terlalu Sering Gunakan Ponsel

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Telepon seluler bukan lagi menjadi barang mewah, anak-anak bahkan kini dapat dengan mudah mengakses telepon genggam.
Foto: Antara
Telepon seluler bukan lagi menjadi barang mewah, anak-anak bahkan kini dapat dengan mudah mengakses telepon genggam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apakah Anda termasuk orang yang mengakses ponsel hampir sepanjang waktu? Demi kesehatan, sekarang saatnya mengurangi intensitas itu.

Menurut penelitian oleh regulator telekomunikasi Ofcom dan provider telekomunikasi AS Deloitte, rata-rata masyarakat modern mengecek ponsel pintar 50 kali sehari. Studi juga mengungkap, para pengguna ponsel menghabiskan sepertiga dari waktu terjaganya dengan terhubung ke internet.

Masalahnya, kebiasaan itu dapat merusak produktivitas kerja, memori, suasana hati, hingga kehidupan seks. Para ahli mencermati, akses digital juga berdampak menaikkan tingkat stres dan buruk untuk kesehatan.

"Melakukan multitasking seperti beralih dari email ke pesan ke media sosial menyebabkan tubuh menghasilkan lebih banyak hormon stres kortisol dan adrenalin yang dapat merangsang otak dengan berlebihan dan mengganggu pikiran," kata David Brudo, pencetus aplikasi Remente, aplikasi untuk pengembangan diri dan kesejahteraan.

Meski sulit, ia menyarankan setiap orang berusaha mencoba membatasi itu agar merasa lebih tenang dan bahagia. Semisal, dengan membatasi penggunaan ponsel dan komputer pada jam-jam tertentu.

Kecanduan terhadap sejumlah gim atau aplikasi, kata Brudo, dapat diatasi dengan cara melakukan uninstall. Sementara, detoks digital akan lebih efektif jika meminta bantuan kawan dan keluarga untuk menjauhkan gawai yang dimiliki sementara waktu.

"Jangan memeriksa ponsel kecuali Anda perlu menggunakannya. Tentukan sendiri batasan yang jelas, semisal memeriksa ponsel secara menyeluruh dua kali sehari dan menjauhkannya di lain waktu," ucap Brudo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement