Ahad 09 Oct 2016 11:52 WIB

Dimas Kanjeng, Si Jagur, dan Kepercayaan Menanam Kepala Kerbau

Dimas Kanjeng Taat Pribadi
Foto: youtube
Dimas Kanjeng Taat Pribadi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Ketika akhir abad ke-19 angkutan kereta api (KA) mulai diperkenalkan di Batavia, pihak geemente (kota praja) membangun sejumlah stasiun di sejumlah tempat strategis. Seperti Stasiun KA Jakarta Kota yang dibangun perusahaan Bataviasche Oosterpoorweg Matchappij (BOS) yang oleh lidah Betawi disebut Beos hingga kini. Muncul kemudian Stasiun Gambir, Manggarai, Tanah Abang, Meester Cornelis.

Mungkin banyak yang tidak tahu ketika stasiun-stasiun KA ini dibangun atau diresmikan selalu dilakukan penanaman kepala kerbau sambil dibacakan doa-doa untuk mengusir roh jahat atau roh halus. Demikian juga saat pembangunan jembatan atau gedung bertingkat.

Sampai 1960-an bila terjadi kecelakaan di jembatan atau gedung dikaitkan karena tempat-tempat itu belum diselamatin dengan kepala kerbau hingga ruh halus yang ada di sana minta tumbal nyawa manusia. Pernah terjadi ketika Bendungan Manggarai dibangun sejumlah pekerjanya meninggal dunia dalam suatu kecelakaan.

Masyarakat meyakini kecelakaan ini akibat tak dilakukan penanaman kepala kerbau. Konon, hingga kini kali yang merenggut nyawa manusia itu disebut Kali Malang.

Kepercayaan yang tidak masuk di akal tersebut sudah ada sejak zaman dahulu. Kasus terbaru adalah Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang dipercaya bisa menggandakan uang. Padahal, jika memakai akal sehat, kepercayaan itu sangat bertentangan. Belum lagi percaya dan pergi ke dukun bisa merontakan akidah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement