Jumat 23 Sep 2016 14:34 WIB

Menpora: Sudahi Isu Jabar Curang

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Israr Itah
Menpora Imam Nahrawi menyampaikan arahan ketika menjadi pembicara kunci pada diskusi jelang pelaksanaan Festival Olah Raga Rekreasi Dunia (TAFISA) 2016 di Jakarta, Rabu (13/9).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menpora Imam Nahrawi menyampaikan arahan ketika menjadi pembicara kunci pada diskusi jelang pelaksanaan Festival Olah Raga Rekreasi Dunia (TAFISA) 2016 di Jakarta, Rabu (13/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menilai kinerja penyelenggaraan PON 2016 yang digelar Jabar sudah baik. Penyelenggaraan PON XIX kali ini, kata dia, harus menjadi pelajaran bahwa menjadi tuan rumah tidak mudah.

"Sudahi isu Jabar kacau, curang. Ini adalah gawe Indonesia, harus didorong," katanya setelah menggelar rapat evaluasi penyelenggaraan yang melibatkan seluruh jajaran PB PON dan KONI, di Media Center Utama PON 2016, Trans Luxury Hotel, Bandung, Jumat (23/9).

‪Imam berharap, masyarakat awam bisa melihat secara objektif setiap persoalan yang ada. Dalam evaluasi pun, ia menekankan pentingnya koordinasi antara PB PON, KONI, dan pengurus besar (PB) cabang olahraga.

Imam mencontohkan soal protes wasit yang menjadi domain KONI dan PB cabor, bukan PB PON. Jadi, kata dia, jangan semuanya disalahkan kepada PB PON. "Sampai hari ini kalau dari angka 1-10, nilai penyelenggaraan 7, hari ini ya, tentu akan meningkat lagi," katanya.‬ 

Sejauh ini, kata dia, pelaksanaan PON Jabar berjalan lancar dengan catatan-catatan. Namun, pasti hal ini terjadi pada penyelenggaraan apapun. "Media, dan sosmed melihat hal-hal kecil sangat jeli. Ayo dorong semangat atlet untuk jadi atlet merah putih pada ajang internasional," katanya. 

Imam berharap, masyarakat jangan terlena dengan isu di luar. Kementerian akan pantau setiap saat lewat media dan sosmed. Aturan main, harus ditegakkan sebaik mungkin untuk menjadi rujukan.

Menurut dia, kekurangan yang terjadi masih wajar karena pembiayaan PON ditangani provinsi lewat APBD Rp 2 triliun lebih. Sementara pusat hanya menyokong akomodasi, transportasi dan honor sampai Peparnas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement