Selasa 20 Sep 2016 19:49 WIB

20 Tahun Raih Perunggu, Polo Air Jabar Kini Persembahkan Perak

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Budi Raharjo
Tim polo air DKI Jakarta merayakan kemenangan usai pertandingan final polo air PON XIX Jabar di Stadion Renang Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Selasa (20/9).
Foto: Republika/Prayogi
Tim polo air DKI Jakarta merayakan kemenangan usai pertandingan final polo air PON XIX Jabar di Stadion Renang Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Selasa (20/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pertandingan sengit antara tim polo air Jawa Barat (Jabar) dengan tim polo air DKI Jakarta dalam gelaran PON 2016 telah usai pada Selasa (20/9). Medali emas diraih tim polo air Jakarta, perunggu diraih Sumatra Selatan, dan tuan rumah Jabar meraih medali perak. 

Manager Tim Polo Air Jawa Barat Tendy Suwarman menyatakan rasa syukurnya karena tim telah meraih medali perak setelah selama 20 tahun hanya mampu memegang medali perunggu ajang PON. Terakhir polo air Jabar mendapat medali perunggu pada PON 1996.

"Terakhir kita mendapat medali perunggu di PON 1996. Terus kita dapat perak, alhamdulillah. Memang peluang emas sebagai komitmen dari Jabar Kahiji hampir kita capai, disayangkan memang," ujar dia usai laga, Selasa (20/9).

Menurut Tendy, ada beberapa faktor yang menyebabkan timnya hanya meraih posisi kedua. Faktor utama yakni karena kapten tim polo air Jabar Otep Baskara mengalami cedera di tangannya. "Pemain yang kita andalkan memang tidak bisa tampil karena cedera. Ada pengaruhnya kalau kapten kita tidak bisa main," ujar dia.

Selain itu, Tendy mengakui pemain polo air Jabar belum memiliki jam terbang yang banyak seperti para pemain di tim polo air Jakarta. Terlebih, di tim polo air Jakarta memiliki 10 pemain nasional dan Jabar hanya mempunyai tiga pemain nasional.

"Jabar tiga pemain nasional dengan minus kapten yang cedera. Jam terbangnya sendiri di nasional itu pernah. Tapi jam terbang mereka (pemain Jakarta) ada yang sudah bertahun-tahun menjadi pemain nasional yang bermain di SEA Games," kata dia.

"Kalau di daerah memang agak sulit, tidak bisa dipungkiri, apalagi pelatih tim Jakarta kan pelatih nasional juga," tutur dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement