Senin 19 Sep 2016 08:20 WIB

Kapan Luka Harus Dibawa ke Dokter?

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Plester/ilustrasi
Foto: flickr
Plester/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Tidak semua luka pada kulit yang mengeluarkan darah harus dibawa kedokter. Ada luka-luka yang bisa ditangani dirumah, cukup dengan plester saja. Namun, tetap ada luka yang harus dibawa kedokter.

Ketua Bidang Diklat dari Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI), Dr Wishnu Pramudito DP, SpB, menjelaskan luka yang harus dibawa ke rumah sakit adalah luka yang kotor, misalnya kalau jatuh di jalan kena macam-macam harus dibawa ke rumah sakit karena harus dibersihkan. “Karena kalau luka kotor kita tutup rapat, kumannya berkembang biak di dalam,” ujarnya dalam Media Workshop Siap P3K Bersama #SiagaHansaplast, di Jakarta.

Tapi kalau di rumah, sekotor-kotornya rumah, tidak sekotor di jalan. Karena lantai selalu dibersihkan, jika anak luka di rumah, tutup saja lukanya. Jangan lupa bersihkan dulu lukanya, tekan bagian luka sampai darah berhenti. Pakai plester.

Lalu setelah itu evaluasi. Jika lukanya tidak ada infeksi,lukanya bagus, kering, maka biarkan saja, tidak perlu ke poliklinik atau IGD. Tapi jika luka infeksi dan makin parah, bawa ke rumah sakit.

Cedera atau kecelakaan ringan dapat dialami siapa saja di lingkungan terdekat sekalipun seperti rumah, sekolah, maupun tempat kerja. Hal tersebut kerap tidak dapat dicegah, akan tetapi dengan persiapan pertolongan pertama maka luka kecil dapat ditangani secepat dan seefektif mungkin sehingga tidak mengganggu aktivitas yang tengah dijalani.

Sayangnya masih banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya mempersiapkan perlengkapan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) dan tidak memiliki keterampilan dalam penanganan pertama pada luka.

Marketing Manager Hansaplast, PT Beiersdorf Indonesia, Bayu Isnawan, mengatakan, kecelakaan dapat terjadi di manapun kapanpun, namun mayoritas masyarakat masih terbiasa dengan mencari perlengkapan P3K setelah mengalami luka. Hal ini perlu mendapat perhatian karena proses penyembuhan luka kecil dapat terhambat atau menimbulkan infeksi serius.

“Hansaplast sebagai brand yang memiliki kepedulian terhadap pentingnya penanganan pertama pada kecelakaan, mendorong masyarakat untuk memiliki perangkat P3K serta meningkatkan pengetahuannya mengenai pengaplikasian P3K dalam aktivitas keseharian sebagai persiapan bila terjadi kecelakaan di rumah, sekolah, tempat kerja, dan di perjalanan,” jelasnya dalam Media Workshop Siap P3K Bersama #SiagaHansaplast, di Jakarta.

Minimnya kesiagaan dan pengetahuan masyarakat tentang P3K menimbulkan sejumlah penanganan pertama yang salah misalnya mengoleskan pasta gigi pada bagian luka bakar atau membersihkan luka terbuka dengan tisu basah. Kedua contoh tersebut adalah fenomena yang beredar di masyarakat turun-temurun atau berdasarkan kurangnya informasi medis.

Menyadari pentingnya persiapan P3K, Hansaplast sebagai pendamping keluarga Indonesia terpercaya selama 50 tahun dengan produk inovatif dalam penyembuhan luka mengajak masyarakat untuk selalu siap P3K dimanapun kapanpun melalui kampanye digital #SiagaHansaplast.  Kampanye ini diluncurkan dalam rangka Hari P3K Sedunia yang diperingati setiap Sabtu kedua Bulan September.

Dalam kampanye #SiagaHansaplast, masyarakat dapat mengakses berbagai informasi seputar penanganan luka ringan yang dapat terjadi di lingkungan sekitar seperti rumah, sekolah, maupun tempat kerja melalui akun jejaring sosial resmi Hansaplast di Facebook (www.facebook.com/HansaplastID) dan Instagram (@Hansaplast_ID).

“Momen Hari P3K Sedunia ini merupakan langkah pembuka kami dalam mengedukasi dan mendorong masyarakat untuk segera miliki perlengkapan P3K, serta pengaplikasiannya. Kami harap dengan memudahkan akses masyarakat dalam memperoleh wawasan melalui jaringan digital, maka mereka akan semakin termotivasi untuk segera siapkan P3K dimanapun kapanpun,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement