Ahad , 04 Sep 2016, 09:36 WIB

Status Bandara Belitung Naik Jadi International Airport pada 2016

Red: Dwi Murdaningsih
Republika/Raisan Al Farisi
Wisatawan menikmati keindahan di Pantai Tanjung Tinggi, Belitung, Kamis (10/3).   (Republika/Raisan Al Farisi)
Wisatawan menikmati keindahan di Pantai Tanjung Tinggi, Belitung, Kamis (10/3). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, BELITUNG – Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membuat langkah terobosan untuk percepatan pariwisata di Belitung. Kedua menteri kompak menaikkan status bandara dengan runway sepanjang 2.250 meter lebar 45 meter itu menjadi international airport sebelum liburan akhir tahun 2016.

“Sebelum akhir Desember 2016, kami naikkan status bandara Hananjoeddin Belitong menjadi bandara internasional. Tidak harus menunggu 2018, kelamaan. Terminal yang ada disekat menjadi terminal domestic dan internasional. Termasuk berkoordinasi untuk membuat CIQP –Costume, Immigration, Quarantine, Port di sana,” kata Budi Karya Sumadi saat press conference di lokasi ground breaking Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata, Tanjung Binga, Sijuk, Belitong.

Secara paralel, Budi Karya yang mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (AP II) (Persero) sejak tahun 2015 itu akan meng-upgrade bandara Belitong yang saat ini sudah kesempitan. Rata-rata per hari sudah 2.000 penumpang yang lalu lalang di Negeri Laskar Pelangi itu. Belum termasuk pengantar dan penjemput yang jumlahnya terus meningkat. Budi Karya pun tahun ini akan memperpanjang landas pacu hingga 2.500 meter, sehingga bisa didarati Boeing 737-800 yang kapasitas angkutnya lebih besar.

“Terminal penumpangnya juga akan dibesarkan dengan kapasitas 20 ribu orang,” kata dia.

Nantinya, untuk mendukung transportasi di sana, akan segera beroperasi bus Damri dari Bandara-Tanjung Kelayang untuk mempermudah arus transportasi. Juga Kapal Roro yang berkeliling dari pulau ke pulau, menghubungkan secara regular Bangka-Belitung.

Menpar Arief Yahya pun mengatakan status Bandara Internasional Belitong ini adalah kunci dalam percepatan pengembangan Pariwisata di sini. Masih ada lagi dermaga titik labuh untuk cruise (kapal pesiar) yang bisa mengangkut 3.000 turis dan juga marina untuk parkir yacht (perahu pesiar) yang lebih kecil.

"Tahun 2016 ini diselesaikan dulu International Airport di Belitong. Dua yang lainnya dermaga dan marina-nya utang dulu, untuk tahun berikutnya!” tutur Arief Yahya.

Arief mengaku cukup ngotot dalam pembangunan infrastruktur transportasi di Belitong. Sebab, Belitong sudah ditetapkan sebagai satu dari 10 Top Destinasi, yang biasa dipopulerkan dengan 10 Bali Baru. Belitong adalah satu diantara 10 Bali Baru yang paling cepat berstatus KEK Pariwisata di era Presiden Joko Widodo. Sejak ditandatangani bulan Maret 2016, hanya kurun waktu 6 bulan sudah mulai ground breaking Hotel Dharmawangsa Group di Belitong. Hampir 100 persen turis masuk ke Indonesia itu dengan airlines atau melalui udara.

“Hanya 24 persen yang menyeberang via laut, dan itu didominasi oleh Batam-Bintan Kepulauan Riau. Karena posisi geografisnya dekat dengan Singapura dan Malaysia. Hanya 1 persen yang melintas batas jalur darat. Sisanya, jalur udara,” kata Arief Yahya.

Selama proses pembangunan KEK Pariwisata, masyarakat di sekitar kawasan itu akan diberikan fasilitas homestay bekerjasama dengan BTN dan Kemen PU PR. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan benefit dari pengembangan kawasan pariwisata di sana. “Tentu dengan desain arsitektur nusantara, yang akan mempercantik di sekeliling kawasan itu,” kata dia.

baca juga: Kemenpar Tawarkan Keindahan Bahari kepada Publik Thailand